26# Tired

1.1K 213 26
                                    

Tzuyu menghempaskan tubuh di ranjang, menatap langit-langit kamar dengan senyum miris. Ingatan tentang Jungkook yang begitu yakin dengan keputusannya adalah sesuatu yang berharga, terlepas dari semua kejadian yang telah menimpa antara dirinya dan juga sang kakak ipar.

Lelaki itu, dengan segenap kemauan untuk memenuhi semua permintaannya justru membuat Tzuyu bingung. Ia terlalu takut jika kenyataan bahwa dirinya lebih berharga bagi Jungkook daripada sang kakak menjadi ketakutan besarnya sekarang.

Hentikan, Tzuyu. Ini harus berakhir dan semua harus kembali baik-baik saja.

Tzuyu menutup wajahnya. Frustasi  menghadapi akal sehat yang terus bertentangan dengan semua yang terjadi, belum lagi hatinya yang terus berusaha mencegah jatuh pada rasa nyaman yang lelaki itu ciptakan.

Baiklah, itu memang benar. Sejak dulu memang tak ada yang seharusnya terjadi antara ia dan Jungkook. Bagaimanapun, jika pada akhirnya lelaki itu kembali pada Joohyun sepenuhnya, hubungan yang terjalin antara ia dan sang kakak ipar takkan pernah bisa terjalin seperti dulu. Akan tetap ada jarak yang memisahkan keduanya dan Tzuyu tidak yakin ia bisa bertahan pada posisi demikian.

Dering ponsel terdengar memekakkan telinga, membuat Tzuyu dengan cepat meraihnya. Ia mendesah menatap nama yang tertera di sana, walau malas Tzuyu tetap mengangkat panggilan tersebut.

"Apa kau selelah itu menghadapi semuanya?" Tzuyu mengernyitkan alis, menjauhkan ponselnya untuk melihat kembali si penelepon dan merasa heran mendapati pertanyaan tersebut. "Bukankah sudah aku bilang, Kakak iparmu benar-benar sudah gila, Sally."

Tzuyu menarik napas dalam, menyesal karena mengangkat telepon dari Hyunjin. Setelah perdebatan mereka waktu itu, Tzuyu dan Hyunjin memang tak lagi bicara, dan menerima telepon dari pria itu malam-malam setelah apa yang terjadi membuat Tzuyu benar-benar merasa lelah.

"Jika tak ada hal penting yang ingin kau bicarakan aku akan menutup teleponnya--"

"Sampai kapan kau mengabaikan ini, Sally? Tidakkah ini menjadi penting untukmu?"

"Hyunjin--"

"Elkie bilang kau mengambil percepatan wisuda, apa karena Jungkook Hyung?"

Tzuyu memejamkan mata. "Dengar, Hyunjin, apa pun yang aku ambil, ada atau tidak kaitannya dengan Jungkook Oppa itu bukan menjadi urusanmu."

"Lalu jika bukan aku siapa? Tidak mungkin bukan kau mengadu pada Kakakmu?"

"Aku masih bisa sendiri, dan aku sanggup untuk itu."

"Sally--"

Tzuyu sudah lebih dulu mematikan ponsel kemudian melemparnya. Ia kembali merebahkan diri, menarik napas panjang sebelum akhirnya memejamkan mata.

"Oppa, aku harap kau bisa memenuhi janjimu."

☘️☘️☘️

Joohyun meremas ujung selimutnya. Di hadapannya sudah berdiri beberapa orang, membuatnya benar-benar merasa bersalah.

"Aku tau kau mungkin bodoh, tapi tak menyangka jika kau juga ceroboh. Ya Tuhan, aku tidak percaya putraku menikahi--"

"Jihye!" bentak Hyunsik membuat perempuan bersanggul itu mendelikkan mata, sedangkan Areum hanya menggelengkan kepala, menenangkan Joohyun yang baru reda dari tangisnya tadi. "Irene tidak sengaja, lagipula kau tidak lihat dia juga kesakitan tadi?"

"Tapi Haeun jadi terluka--"

"Cukup, Jihye! Jangan keterlaluan! Bagaimanapun Irene juga tengah mengandung cucumu dan dia terjatuh tadi!"

An Dara [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang