Bab 4 : Netizen Nyinyir

250 32 12
                                    

Senin pagi yang tampak mendung, Ivona dan kedua orang tuanya sarapan bersama. Tak ketinggalan, Ravid ikut sarapan juga. Kemarin ia menginap di sini. Masalah seragam, ia memang menyimpan setiap pasang seragam dari hari Senin hingga Jum’at di sini karena sering menginap. Perihal buku pelajaran, itu sudah diantar tadi malam oleh supir.

Daniel sudah rapi dengan pakaian kantornya. Momina terlihat segar walau tampil dengan daster. Sementara itu, sudah pasti Ivona dan Ravid dengan seragam sekolah mereka.

Daniel dan Momina sibuk menyuap nasi goreng yang sudah Momina buat. Ravid sibuk dengan roti di tangannya Sementara itu, Ivona hanya memakan buah pir yang sudah dikupas kulitnya oleh Momina. Di meja makan juga sudah disiapkan kotak makan yang berisi buah untuk ia makan nanti di sekolah.

“Ivo makan itu aja?” tanya Daniel.

Ivona mengangguk.

“Tumben.” komentar sang bunda.

“Vo gendut, Yah, Bun.” jawabnya.

“Gendut? Siapa yang bilang?”

Ivona melirik sebal pada Ravid yang duduk di sebelahnya. Tampak abai dengan dirinya maupun pertanyaan orang tuanya. Daniel menangkap lirikan putrinya pada pemuda di depannya. Ia mengacungkan sendok pada Ravid yang asyik memakan roti selai stroberi itu.

“Kamu!”

Ravid menatap Daniel dengan malas. “Kenapa, Ayah Mertua?”

Momina menurunkan sendok yang teracung di udara itu. “Makan, Yah. Bukan nunjuk-nunjuk orang.”

Daniel mencibir. “Belain aja terus. Anak udah kayak biting gitu acara diet-diet segala,” Ia memajukan bibirnya lalu mengeluarkan suara nyinyir, “nyunyu-nyunyu.

Ivona sontak tertawa dengan garpu yang terdapat pir di udara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ivona sontak tertawa dengan garpu yang terdapat pir di udara. Momina pun ikut tertawa melihat ekspresi Daniel yang sangat lucu menurutnya. Sampai batuk lalu tersedak setelahnya, ia meminum air dan menatap Daniel yang menatapnya sinis.

“Kualat!” soraknya.

“Hehehe.”

Ravid , sosok yang dinyinyiri Daniel malah asyik membuka ponselnya setelah selesai melahap habis rotinya. Jarinya dengan lincah menari di atas layar. Ia menatap Ivona yang sudah menghabiskan buah pir di piringnya.

“Ayo berangkat.”

Ivona mengangguk. Ia berdiri dan mengangkat tas jinjing berisi kotak makannya beserta botol air minum. Keduanya menyalami Daniel dan Momina. Ivona mengecup pipi kedua orang tuanya, dibalas dengan kecupan di kening. Ravid tidak mengecup seperti Ivona, tetapi tetap diberi kecupan. Walau hanya Momina yang memberinya kecupan.

Ravid dan Ivona mengambil tas yang sudah mereka letakan di sofa. Setelah masuk mobil, Ivona menaruh tasnya di pangkuan. Ia pun meminta tas Ravid untuk bisa dipangkunya. Tak lupa tas berisi bekal miliknya yang juga terdampar di atas pangkuannya. Keduanya berangkat dengan mobil dengan santai.

Watch Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang