1. LLR- Hari Kesepakatan

42.1K 1.8K 85
                                    


Jam berapa kalian baca LLR?

***

Di depan pintu gerbang sekolah, terlihat seorang gadis tengah menatap nanar ke arah bangunan besar yang berdiri dengan kokohnya di balik pintu gerbang berwarna hitam bertuliskan SMA Airlangga. Beberapa kali dia mengembuskan napas berat. Terlihat kentara sekali jika ada raut gelisah di wajah cantiknya.

Lagipula, siapa juga yang bisa tenang jika akan bersekolah di SMA yang tak seharusnya dia tempati? Jujur saja, SMA yang ada di depannya saat ini bukanlah tempat di mana ia menempuh pendidikan yang sebenarnya. Dia terpaksa melakukan ini.

Angin yang berembus lumayan kencang sering kali menerpanya. Terasa sejuk memang, tetapi tak mampu membuat suasana hatinya sedikit tenang. Kedua pelipisnya bahkan mulai mengeluarkan keringat dingin. Dia tak yakin akan sanggup untuk melakukannya. Mungkinkah dia harus mengurungkan niatnya dan kembali ke rumah?

Gadis yang bernama Bella Eva Pradifta itu segera menggelengkan kepala. Ini sudah kepalang tanggung, pasti Della juga sudah sampai di sekolahnya.

Tanpa sadar, Bella menyentuh lehernya. Baru kali ini dia melepas kalung yang biasanya melingkar di sana. Sebuah kalung berwarna silver dengan bandul berbentuk huruf B. Padahal, kalung itu sangatlah berharga karena itu adalah pemberian seseorang yang juga sangat berarti baginya.

Perlu diketahui, hal ini ia lakukan karena permohonan saudara kembarnya beberapa hari yang lalu, Della.

***

Pukul 16.30

Sore itu, Bella sedang sibuk melukis di kamar. Hal itu telah lama menjadi hobinya. Menurutnya, melukis adalah cara untuk mengeluarkan segala imajinasi yang terus bermunculan di kepalanya. Rasanya sungguh menyenangkan melihat warna-warna cat air yang bersatu dengan indah.

Tak lama kemudian, gerakan tangannya yang sedang memegang kuas terpaksa terhenti tatkala mendengar suara dering ponsel yang ada di atas nakas.

Dengan segera, Bella beranjak dari duduknya, lantas berjalan menuju tempat di mana ponselnya berada.

Dahinya mengernyit heran kala mengetahui bahwa ada sebuah pesan masuk dari Della- saudara kembarnya.

Della
Aku tunggu di Victoria Cafe

Bella memandang ke arah luar jendela kamar yang memperlihatkan langit siang dipenuhi oleh gumpalan awan berwarna abu-abu, menandakan bahwa sebentar lagi akan turun hujan. Dia bimbang, tak tahu harus datang atau tidak.

Setelah berperang dengan pikirannya, Bella memutuskan akan pergi ke kafe tersebut untuk menemui saudara kembarnya karena dia sudah lama tak bertemu dengan Della. 

Tanpa mengulur waktu, gadis itu langsung mengambil kardigan rajut berwarna hitam yang tadinya tersimpan di lemari, lantas ia kenakan.

***

Di sebuah kafe yang terletak di sebelah taman kota dekat persimpangan jalan, terdapat dua orang gadis yang sedang duduk berhadapan di samping jendela kaca berukuran besar. Menampilkan pemandangan jalan raya yang lumayan ramai akan kendaraan, meski rintik hujan mengguyurnya. Dua cangkir kopi yang masih mengepul tersedia di depan mereka.

"Bella," panggil gadis bersurai hitam yang dikuncir ke belakang itu. Sebuah jaket kulit berwarna hitam melekat di tubuhnya.

Bella mengalihkan pandangannya yang semula menatap ke arah luar jendela menuju saudara kembarnya.

Lika-liku Rasa🌿✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang