3. LLR-Pertandingan

17.5K 1.2K 50
                                    

Di SMA Airlangga

Bell istirahat pertama terdengar setelah berjam-jam mengikuti pelajaran sejarah. Mata mereka lelah karena terlalu lama menatap halaman buku yang kaya akan tulisan itu. Dengan cepat, mereka menutupnya dan langsung menyimpannya ke dalam laci maupun tasnya masing-masing.

Setelah Bu Guru pergi, para murid bersusulan keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Sesa yang duduk di depan bangku Bella langsung membalikkan tubuhnya, supaya bisa berhadapan langsung dengan sahabatnya tersebut.

"Kantin yuk!" ajaknya kepada Wendy dan Bella yang masih sibuk memasukkan buku-buku sejarah ke dalam laci meja.

Sesa yang melihatnya hanya bisa menunggu. Mungkin dia terlalu cepat dalam membereskan barang-barangnya. Wajar, dia sudah sangat lapar.

Dua menit terlewat, Wendy mengangguk. Dia telah selesai merapikan alat tulisnya. Bella pun sama.

Wendy, gadis bersurai hitam lurus sebahu itu mempunyai sifat yang cuek dan galak, hampir sama dengan Della. Namun, Sesa berbeda. Dia adalah tipe cewek yang periang dan cerewet. Entah kenapa Della bisa mempunyai teman secerewet seperti Sesa.

Keadaan kantin sewaktu istirahat sangat ramai. Suara dentingan sendok dan garpu yang beradu terdengar samar di sela-sela para murid yang tertawa dan berbincang-bincang.

Wendy, Sesa, dan Bella mengedarkan pandangannya ke arah sekitar. Mencari bangku yang masih kosong sehingga bisa mereka tempati.

Untung saja, di bagian pojok kanan ada satu bangku panjang yang belum berpenghuni. Segera saja Bella dan Wendy duduk di sana, sementara Sesa yang bertugas memesan tiga porsi soto dan juga es jeruk kepada sang ibu kantin.

Begitu duduk, mata Bella tak sengaja bertemu pandang dengan mata elang milik seseorang yang sedang duduk di meja lain yang jaraknya tak jauh darinya.

Laki-laki itu menatapnya dengan sorot mata yang dapat dibilang tajam. Hal itu tentu saja membuat Bella terkejut. Gadis itu pun mulai mengedarkan pandangannya ke belakang dan ke samping, berusaha mencari ke mana tatapan itu mengarah. Tapi anehnya, tidak ada.

Hanya perasaannya saja, atau memang jika tatapan elang itu tertuju padanya? Sebab, semua orang yang berada di sekitarnya tengah sibuk mengobrol.

Setelah merasa yakin betul jika laki-laki itu tengah menatapnya, Bella menjadi tak berani mengarahkan pandangannya ke arah bangku laki-laki itu.

Della sebelumnya tidak memperlihatkan foto dan menjelaskan siapa laki-laki itu, jadi dirinya tidak tahu.

Bella kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Wendy untuk mengajaknya mengobrol, mencoba mengabaikan tatapan itu.

Namun, tak bertahan lama karena ekor matanya mencoba mencuri-curi pandang untuk mengeceknya, dan benar saja, mata elang itu masih setia menatapnya. Buru-buru Bella menunduk. Kedua matanya menatap sotonya yang masih utuh.

Bella seketika terlonjak kaget tatkala seseorang tiba-tiba menumpahkan kuah soto ke atas kepalanya. Air yang memiliki aroma kuat itu mengalir melewati pipi dan juga lehernya, lalu berhasil membuat baju putihnya basah dan mendapat bercak berwarna kuning di beberapa bagian.

Seisi kantin menjadi lengang, menyisakan berbagai bisik-bisik yang mulai bermunculan. Banyak yang berhenti menyantap makanannya. Mereka lebih tertarik untuk melihat perkara yang sedang terjadi.

Kini, Bella berhasil menjadi pusat perhatian seluruh penghuni kantin. Gadis itu mengepalkan kedua tangannya yang berada di atas rok, sekuat tenaga untuk menahan air matanya agar tidak terjatuh.

Lika-liku Rasa🌿✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang