Della saat ini tengah asyik menonton TV di ruang tengah. Posisi tubuhnya miring, dengan sebelah tangan yang ditekuk yang digunakan untuk menopang kepalanya.
Di meja kaca depannya, tersedia beberapa bungkus keripik kentang dan juga segelas sirop. Pandangannya fokus ke arah layar berukuran 32 inci yang sedang memutarkan film laga dari luar negeri.
Della berdecak kala mendengar dering telepon dari ponselnya yang berada di atas meja samping sofa. Dia melirik malas. Raut terkejut muncul di wajahnya. Diambilnya benda pipih itu, lalu menggeser tombol hijau yang ada dilayar ketika nama pacar saudara kembarnya tertera di sana.
"Bell," panggil Raja dari seberang telepon.
"Iya, kenapa telepon gue?” tanya Della gugup seraya membenarkan posisi tubuhnya menjadi duduk. Dia mencari-cari remote TV yang tadinya terselip di sudut sofa, dan mengecilkan volumenya, sehingga suara Raja terdengar jelas di telinganya.
"Jalan yuk, udah lama kita nggak jalan bareng."
Della terdiam. Dia menggigit bibirnya agar tidak menjerit. Entah kenapa hatinya tiba-tiba merasa senang saat Raja meneleponnya. Sebelum menjawab, ia memandang sekitar. Ternyata rumahnya sangat sepi. Lebih baik ia pergi jalan-jalan.
"Ok,” jawab Della.
"Aku jemput kamu ke rumah."
Dengan sigap Della bangkit dari duduknya, dan mematikan TV. Buru-buru dia berjalan menuju kamar di lantai atas untuk bersiap-siap, tanpa memunguti keripik yang berserakan di karpet maupun sofa.
Beberapa menit kemudian, terdengar suara klakson mobil dari depan rumahnya. Della melangkah mendekati jendela kamarnya. Dia bertambah panik kala melihat Raja berjalan memasuki terasnya, padahal dirinya baru selesai mandi.
Della berlari menuju lemari milik Bella. Ia menggigit telunjuknya ketika melihat baju-baju yang ada di lemari. Ia bingung karena model semua baju yang ada di sana sangatlah feminim. Della menghembuskan napas pasrah, disambarnya sebuah blus berwarna abu-abu dan juga celana jeans hitam panjang.
Dua puluh menit terlewat, Della masih sibuk merapikan rambutnya. Ia mencoba menggerai, lalu mengepangnya, namun segera ia rubah karena merasa tidak nyaman. Dan akhirnya rambut hitamnya dia ikat tinggi seperti biasanya.
Kedua kakinya yang dibalut dengan sepatu sneakers berwarna putih melangkah secara bergantian menuruni setiap anak tangga yang lumayan banyak.Saat netranya mengarah ke ruang tamu, ia dapat melihat Raja sedang duduk di salah satu sofa. Laki-laki itu tengah mengenakan kemeja berwarna biru dongker dan juga celana jeans berwarna hitam. Dia terlihat sangat memesona.
Raja bangkit dari duduknya ketika melihat kedatangan Della. Laki-laki itu tersenyum. Della dibuat salah tingkah oleh senyum itu.
“Maaf, bikin lo nunggu lama,” ucap Della sedikit malu.
Raja menggeleng. “Enggak masalah, aku setia menunggu, kok.” Raja terkekeh.
Kedua pipi Della terasa panas mendengarnya.
“Berangkat sekarang?” pancing Raja ketika melihat Della hanya diam saja.
“Yuk!”
***
Della dan Raja kini telah sampai di salah satu mall yang ada di ibu kota. Mereka berniat untuk menonton film yang tengah populer di negara ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lika-liku Rasa🌿✔
Teen FictionBerawal dari ide gila saudara kembarnya untuk bertukar tempat selama satu hari, Bella tak menyangka akan dihadapkan oleh pertandinga basket melawan Bian Brahmandyo, kapten basket di SMA Airlangga. Tentu saja Bella harus menerima kekalahan karena tak...