8. Maaf

57 4 0
                                    

"Kalian siapa?" tanya lolly serius.

"Gua dave dan ini steve. Kita bestienya  kuin." jawab dave enteng.

"Dia kenapa?!" tanya celi.

Steve hendak ingin menjawab pertanyaan celi. Tiba tiba kuin mengigo.

"Dave, dave udah dave. Dave cukup." teriak kuin tapi matanya masih terpejam.

Dave langsung bangkit dan memeluk kuin.

"Hey kuin, dave disini. Dave ga berantem lagi. Tenang yaa." ucap dave menenangkan kuin.

Kuin mulai tenang didekapan dave. Ia pun mulai membuka matanya perlahan.

Ia menemukan dave didepannya, ia pun langsung memeluk dave erat.

"Jangan lagi dave, kuin gamau dave terluka." ucap nangis sembari menangis.

Dave melepas pelukannya, ia menghapus air mata kuin dengan lembut, "Dave disini, dave ga berantem lagi. Dave dan steve disini buat kuin. Gaperlu takut lagi."

Kuin mengangguk tanda mengerti. Steve cemberut melihat kedekatan dave dan steve.

"Steve? Why?" tanya lolly yg melihat gerak gerik steve.

"Gua kan juga mau dipeluk erat kek dave." jawabnya.

Kuin yg mendengar keluhan steve, langsung mengalihkan pandangannya.

"Sini kuin peluk."

Steve langsung memeluk kuin erat begitupun juga dengan kuin, ia memeluk kuin erat.

Setelah dirasa cukup, steve melepas pelukannya dan mengacak rambut kuin gemas.

Kuin melirik jam yg ada di kamarnya, pukul menunjukkan 03.00 a.m masih ada waktu untuk tidur batinnya.

"Yaudah sekarang kita tidur. Lolly dan celi tidur disini sama kuin. Dave dan steve tidur di bawah ya ada kasurnya kok, tinggal tarik aja." ucap kuin dan semua meng iyakan.

Mereka pun menuju ke dalam dunia mimpi masing².

Kuin tidur di pinggir kasur sebelah kanan dan bawahnya ada steve dan dave. Itulah keinginan kuin.

"Steve?" panggil kuin

"Yaa, sayang?" jawab steve tapi masih setia memejamkan matanya.

"pinjem tangan dong, kuin gabisa tidur."

Steve langsung memberikan tangannya begitu saja kepada kuin untuk digenggam.

Kuin sangat nyaman dengan keadaan ini. Keadaan dimana ia merasa dilindungi.

Lama kelamaan kuin lupa dengan bentakan ken yg selalu terngiang ngiang di pikirannya.

Pukul 07.15 pagi

Kuin terbangun dari tidurnya, ia melihat kesana kemari tidak menemukan teman temannya.

Kuin bergegas mandi dan bersiap ke sekolah. Setelah selesai, kuin turun disana terdapat teman temannya yg sedang duduk di meja makan.

"Kenapa gua ga dibangunin si?" cemberut kuin kepada dave.

"Eh, sorry." jawab dave kebingungan.

"lu sekolah juga?" tanya lolly.

"Iya." jawab kuin dingin.

Dia benar benar kesal, bagaimana bisa ia dilupakan oleh teman temannya.

"Tau ngga? gua sama dave baru aja pindah sekolah. And ya, kita satu sekolahan." riang steve

"Oh." jawab kuin seadanya. Kuin mengambil roti dan mengolesi dengan selai coklat kesukaan dia. 

Dia pun beranjak keluar dengan memakan rotinya tdi. Dia menuju ke garasi dan mengeluarkan mobilnya.

Celi, lolly, steve dan dave hanya membuntuti kuin. Mereka tidak berani kalo kuin sedang marah.

Mereka masuk ke dalam kuin, karena suruhan lolly. Lolly tau bahasa marah kuin.

Kuin langsung menancapkan gas mobilnya, ia juga menyalakan musik yg bikin dia tenang.

Sesampai di mobil, kuin turun begitu saja. Tanpa mengajak teman teman yg lainnya.

Lolly dan celi mengantarkan steve dan dave di ruang kepala sekolah, sedangkan kuin duduk di taman belakang.

Dia sangat kesal, bener bener kesal. Tibatiba ada seseorang yg duduk di sebelahnya.

"Pagi pagi udah ngelamun aja." ucap cowo itu

"Sotau."

"Gua minta maaf tentang kemarin udah ngebentak lu."

'deg', jantung kuin berhenti sejenak. Bagaimana orang ini tau perihal itu.

Kuin pun menoleh kearah orang tersebut dan ternyata,

"Ken?" kuin menjauhkan badannya dari ken.

"Maaf." ucap ken lembut.

"Gua ke kelas dulu." ucap kuin dingin dan meninggalkan ken yg menyesal.

"Ga dibangunin, skarang ketemu dia. Bikin mood jelek aja." gerutu kuin kepada diri sendiri.

"Hallo cantik, pagi pagi udah murung aja." kata cowo yg sudah berada di depan kuin, kuin terlonjak kaget dengan kedatangan cowo tersebut.

"ADERR!!" pekik kuin sambil memegangi dadanya, ia rasa jantungnya akan copot.

Aderpun cuma cengengesan. Kuin menghentakkan kaki dan meninggalkan ader.

Ader mengejar kuin, mereka berdua sampai di kelas. Kuin duduk di bangkunya, disusul oleh ader.

"Kuin maaf." ucap ader

"Ga dimaafin."

"Buset dahh. please yayaa" ader terus menggoyangkan lengan kuin.

"Apasi der ah. Ganggu mulu." kuin beranjak pergi dari kelasnya. Lolly dan celi yg melihat kuin pergi, segera menyusul kuin.

Kuin berada di kantin sekarang, sangat sepi karena masih kegiatan belajar mengajar.

"Masih marah?" ucap lolly dan celi yg sudah duduk di hadapan kuin.




Vote and comment yashh!!
Te amo♡
See you

Quinza's✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang