13. Berdua

40 4 0
                                    

Bakso yg mereka pesan telah tiba. Mereka pun memakan bakso tersebut dengan lahap.

Ken melihat kuin dari stannya. Ia benar benar menyukai kuin, tapi apa daya dia masih mempunyai pacar.

Kuin tertawa karena ulah teman temannya, tanpa ken sadari ia pun tertawa ketika melihat kuin tertawa.

'Oh god, dia terlalu sempurna' batin ken.

Sesekali kuin juga melirik ken, tanpa disadari pandangan mereka bertemu. Kuin benci keadaan sekarang.

Ken yg tersenyum canggung dan kuin yg tersenyum kikuk.

'kenapa tatap tatapan sih. Ah elah jadi nervous kan.' batin kuin yg merutuki dirinya sendiri

Setelah makan yg lainnya balik ke kelas, kecuali kuin yg skarang berada di taman belakang sekolah.

Padahal tadi ia izin ke kamar mandi, nyatanya ia berlawanan arah.

Ia duduk di salah satu bangku di taman sekolah tersebut. Suasana disana sangat sepi, karena jarang sekali murid murid berada disini.

Bahkan banyak yg tidak tahu jika sekolah mereka ada taman yg tersembunyi.

Kuin mengeluarkan earphone nya, dan mulai memilih lagu. Ia memilih lagu jeremy zucker- all the kids are depressed.

Kuin terus terusan mengulangi musik tersebut, karena ia sangat menyukai nya.

Ia pun bersenandung kecil dan menggerakkan kakinya pelan. Matanya terpejam.

Ia sangat menyukai ketenangan ini, tanpa ada yg menganggu dirinya.

Kuin merasa ada seseorang yg duduk disamping dirinya. Ia pun membuka matanya dan melihat siapa yg ada di sampingnya.

"Kenn!" ucap kuin sedikit dengan nada tinggi

"Sendirian aja hm?" ken mengabaikan teriakan kuin.

Kuin hanya mengangguk, ia memainkan kukunya agar tidak terlihat gugup.

"Boleh gua ikutan denger lagunya?"

kuin menatap ken tidak percaya. Bagaimana bisa ini terjadi?? Mimpi apa kuin semalam?

Kuin memasangkan salah satu earphone dia ketelinga ken. "Maaf kalo lu gasuka sama lagunya."

"Gua ikut suka kalo lu suka."

Kuin tersenyum, ia mulai menyalakan kembali lagu yg ia dengar daritadi.

Sesekali kuin melirik ken yg sedang menikmati lagunya. Kuin sangat bahagia sekarang.

Lagu tersebut telah berakhir, ken melepaskan aerphone milik kuin.

"Bagus lagunya." ucapnya sembari tersenyum kepada kuin.

"Bagus banget, gua aja sampe ngulangi lagunya terus terusan. Lirik juga mendalami banget." ucap kuin kesenengan.

"Eh?" kuin terlalu banyak bicara, ia pun memukul pelan mulutnya.

"Gapapa santai aja kalo sama gua."

Lagi lagi kuin tersenyum. Udah berapa kali ia tersenyum hari ini cuma karena si ken.

Ken mengacak acak rambut kuin, kuin hanya mengerucutkan bibirnya.

"Ken, ini udah rapi kenapa diacakin si ah." marah kuin kepada ken.

"Aduhh, Maaf. Abisan gua gemes liat sama lu." ken menata kembali rambut kuin yg tadi dia acak.

Kuin memegangi dadanya, 'plis jantung jangan copot, kuin masih pengen idup' batinnya.

Quinza's✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang