"Masih marah?" ucap lolly dan celi yg sudah duduk di hadapan kuin.
Kuin mengalihkan pandangan agar tidak menatap lolly dan celi. Kuin mengeluarkan handphone nya dan mulai memainkan benda tersebut.
Lolly dan celi sama sama menghela nafas. Begini lah jika kuin marah.
Beberapa menit kemudian datanglah steve, dave, ader, rio, pris. Mereka berlima pun duduk disamping lolly, celi dan kuin.
Ader yg baru sampai langsung mengacak acak rambut kuin. Kuin hanya diam saja dan menata kembali rambutnya.
Pris yg mengetahui perubahan kuin, ia langsung mengangkat alisnya. Tanda ia bertanya kenapa.
Mereka semua kompak menggeleng. Pris yg bertepatan duduk disebelah kuin langsung mengelus elus kepala kuin.
Kuin tidak merespon dan tidak menolak. Ia sangat nyaman.
"Kenapa kuin?" tanya pris lembut.
"Orang orang pada jahat." jawab kuin sambil melirik celi, lolly, steve dan dave.
"Bukan gitu kuin." sahut dave
"Diem dulu dave." suruh pris kepada dave. Dave hanya mengerucutkan bibirnya.
Pris beralih kepada kuin, "Kenapa hm?"
"Gua tadi ga dibangunin sama mereka." jawab kuin memelas
"Bukannya kuin biasa bangun sendiri?"
"Semalam kuin mabuk." jawaban kuin membuat pris, ader dan juga rio melongo. Bagaimana bisa seorang kuin mabuk?
Pris menghentikan gerakannya, dan beralih mengenggam tangan kuin. "Udah ya jangan sedih, nanti cantiknya luntur."
Kuin hanya mengangguk, entah mengapa dia menjadi sangat penurut dengan pris. Yg lainnya pun bisa bernafas lega, akhirnya kuin bisa dibujuk.
"Bisa gua pinjem dia?" ucap seseorang sambil menunjuk kuin.
Kuin yang merasa ditunjuk pun mendongak. 'ken? Mampus gua' batin kuin.
Kuin langsung menundukkan kepala, ia bermain dengan jarinya. Ia sangat takut jika dibentak lagi.
"Bawa aja, jangan lupa kembaliin dengan keadaan sehat wal a fiat tanpa Adanya tangisan." ucap rio
Ken hanya mengangguk. "Ikut gua bentar." ucap ken kepada kuin.
Kuin hanya menuruti ucapan ken, dia membuntuti ken. Dia sangat ketakutan sekarang.
Apakah dia harus lari? Apakah dia harus kabur? Itu sangat tidak mungkin.
Merasa sudah jauh dari teman teman kuin berada, ken memberhentikan langkahnya tanpa aba aba.
Kuin yang tidak tau menabrak punggung ken. "Aduh." gumam kuin.
Kuin pun mundur dua langkah dari ken, dia tidak ingin berurusan dengan bocah kasar satu ini.
"Gua minta maaf." ucap ken tulus.
Kuin masih setia menunduk dan memainkan jarinya. Tidak tahu apa yg harus dilakukan.
"Lu bisa dengerin gua ngga?" ucap ken dengan nada yg cukup tinggi.
Kuin yang merasa dibentak lagi, memberanikan diri untuk melihat mata ken, meskipun ia sedang menahan tangis.
"Bisakan enggak bentak cewe? Bisakan ngomong baik baik sama cewe?" tanya kuin sambil menahan tangis.
"Sorry jangan nangis." suara ken kian melembut. Dia sangat tidak bisa melihat cewe menangis.
Ken mengulurkan tangannya, "Gua minta maaf atas perlakuan kemarin. Gua gatau kalo perlakuan gua bikin lu sampe masuk rumah sakit. Gua juga udah bikin lu nangis. Gua minta maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
Quinza's✔
Teen Fiction#2 in cheerful 8-07-2021 #4 in lies 5-05-2020 #1 in badlove 13-11-2021 #2 in care 6-10-2022 ini bukan cerita ratu yang sedang mencari raja, bukan juga cerita cewek cuek berpacaran dengan cowok cuek apalagi cerita si troublemaker berpacaran dengan si...