Kalian tahu apa hal yang paling membahagiakan?Tuliskan di kolom komentar.
Assalamu'alaikum,
Selamat membaca.Rencana pindah rumah sepertinya akan segera terlaksana. Ya, beberapa hari lalu Aisyah dan Alif memang tinggal di rumah orang tua Aisyah. Dan sekarang, mereka berniat pindah ke rumah yang telah Alif siapkan.
Aisyah sedikit terkejut mendengar fakta jika Alif telah menyiapkan rumah untuk mereka berdua. Bagaimana tidak? Dua bulan lalu mereka baru bertemu.
Aisyah mengedarkan pandangannya. Ia sekarang sudah di mobil bersama sang suami.
"Mas kapan nyiapin rumah kita?" Aisyah membuka suara.
Alif yang sedari tadi fokus ke arah jalan, menoleh ke kiri sebentar.
"Em ..." Ia berpikir sejenak.
"Em?"
"Rahasia." Alif mengatakan itu seraya berbisik.
"Ck, ih! Udah di tungguin juga,"
Alif tersenyum mendengar gerutuan Aisyah. Sedang Aisyah bingung kenapa Alif justru tersenyum melihat respons darinya. Biarlah Alif dengan seribu ke-gaje-annya. Sedang Aisyah dengan gerutuannya.
Alif menghentikan mobilnya tepat di depan pintu gerbang berwarna hitam pekat. Ia membunyikan klakson beberapa kali, setelah gerbang itu terbuka tampak seorang pria mengenakan baju kerja profesi nya. Satpam.
Tepat. Mobil itu terparkir rapi di garasi. Aisyah dapat melihat jika ada satu mobil lagi di sebelahnya. Mungkin milik Alif yang lain. Dia adalah CEO, jadi mau punya mobil berapapun terserah.
Aisyah dan Alif bergegas turun. Tak berniat mengambil koper yang mereka bawa, karena begitu mereka datang, dua asisten rumah tangga langsung menyambut mereka.
Kembali lagi Aisyah mengedarkan pandangannya. Halaman rumah ini sangat luas.
Dua asisten rumah tangga dan satpam itu tadi kembali merapat. Namun kali ini, tidak hanya mereka berdua. Ada satu lagi pria yang sudah berumur, dengan pakaian seadanya.
Aisyah menatap Alif sebentar.
"Aisyah, ini beberapa pekerja yang ada di rumah ini." Alif memulai penjelasan.
"Pak Joko, satpam. Dua asisten rumah tangga. Mbok Ratri sama Budhe Ratna. Di panggil Budhe karena menolak ketuaan. Masih ingin terlihat muda." Alif tersenyum di akhir kalimat.
Sang pemilik nama pun juga seperti itu."Yang terakhir, Pak Hanif. Tukang kebun." Alif berkata seraya memegang lengannya, tersenyum.
"Dan semuanya, ini Aisyah. Istri terrcinta saya." Aisyah memukul pundak suaminya spontan. Bagaimana tidak? Dia mengatakannya di depan pekerja rumah. Siapapun, tolong bantu ajari Alif untuk menentukan tempat yang tepat untuk merayu.
Aisyah tersenyum lantas menyalami dua asisten rumah tangga itu.
Setelahnya, mereka berdua bergegas memasuki rumah. Dari luar sudah jelas ada tiga tingkat. Dengan cat yang di dominasi warna abu-abu dan putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
AliSya [SLOW UPDATE]
Romance"Kalaupun Mas bisa mencari pasangan sendiri seperti apa yang Mas inginkan, belum tentu Mas menemukan wanita sebaik yang telah Allah kirimkan." -Alif. Karena perjodohan, mereka dipertemukan. Karena kepercayaan, mereka disatukan, dan karena Tuhan mer...