13. Bukan Teman

36 17 4
                                    


Assalamu'alaikum, happy reading!

Bukan teman. Kita hanya pernah saling mengenal.

-AliSya-

*****

"Ibu pamit, ya." Aisyah mencium punggung tangan sang Ibu.

"Ibu hati-hati."

"Katakan itu pada sopir," ucap Ziah sembari terkekeh.

Aisyah tersenyum. Kondisinya semakin membaik. Ibunya menemani dirinya dua hari belakangan ini. Setelah mendapat izin dari Manik, Ibunya pun menginap di rumah. Bukan keinginan Aisyah sebenarnya, tetapi Ibunya memaksa.

Sedangkan Anni, sudah kembali kemarin karena ada urusan mendadak. Diperhatikan oleh dua ibunya adalah hal membahagiakan.

"Alif selalu berangkat pagi-pagi, Nak?" tanya Ziah tiba-tiba.

"Belakangan ini memang sering berangkat pagi, Bu. Ada urusan-urusan lain yang bukan di kantor. Sedangkan jarak antara kantor dan tempat urusannya itu lumayan jauh," jelas Aisyah.

"Baiklah, kau hati-hati juga di rumah. Jangan bekerja dulu!"

"Eits, tidak bisa, Bu. Emailku bahkan sekarang sudah penuh dengan kiriman pekerjaan," sergah Aisyah.

"Astaghfirullah." Ziah mengelus dada. "Setidaknya jika bukan untuk dirimu, istrahatlah untuk suamimu. Jika kau sakit, untuk sekedar menyiapkan roti saja tidak bisa, kan?"

"Aku sehat pun tetap tidak bisa," ucapnya lirih. Sangat lirih.

"Kenapa?" tanya Ziah.

"Ah tidak. Tidak apa, Bu."

"Hm, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

"Akhirnya, besok sudah mulai berangkat kerja lagi." Aisyah tahu, malam ini dia harus mati-matian membujuk sang suami.

"Apa ya, emm. Kue brownies saja. Untuk sedikit bahan rayuan," monolognya sendiri.

Langkah kakinya bergegas ke ruang kerja miliknya. Mengecek laptop yang sudah sedari tadi dia hidupkan. Benar dugaannya. Banyak sekali emaik yang masuk. Entah itu pekerjaan, atau email dari teman-temannya.

"Ada pesan juga dari Affan," batinnya.

Aisyah terus berpikir mengapa teman-temannya juga ikut mengirim pesan lewat email?

"Ya Tuhan, beberapa hari terakhir ini aku tidak membuka ponsel," gumamnya.

Setelah dicek, banyak sekali pesan yang belum terbalas. Aisyah adalah tipe orang anti centang biru dalam mode whatsappnya.

Selagi men-scroll banyak sekali pesan, ponselnya kembali bergetar. Tiga notifikasi masuk. Pesan dari sang suami.

Mas Alif
| Assalamu'alaikum.
| Mas nanti pulang jam delapan, ya. Kau jaga diri baik-baik!
|(☞ ᐛ )☞

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AliSya [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang