Lagi.
Untuk kesekian kalinya suatu hal berhasil membuat Aisyah bingung, entah mengapa sejak dari pagi ia merasa akan ada suatu hal yang akan mengubah dirinya, bahkan hidupnya.
Dengan keadaan cemas dan khawatir, ia berusaha tetap konsentrasi mengendarai mobil nya.
Orang tuanya menyuruhnya pulang segera tanpa alasan pasti. Hal itulah yang membuat ia cemas. Ibu Aisyah menelfon dengan suara panik, di tambah lagi kata 'cepat pulang, penting!'.
"Astaghfirullah haladzim ...." Aisyah mencoba untuk terus tenang.
Lima menit berlalu. Aisyah bergegas turun dari mobilnya, hingga tak sadar ada dua mobil terparkir rapih di garasi samping, dan yang pastinya adalah bukan mobil keluarganya.
"Assalamu'alaikum," ucap Aisyah.
Seluruh penghuni rumah menjawab salam Aisyah bersamaan. Aisyah bingung atas apa yang terjadi di rumahnya. Ditambah semua orang kini justru menatapnya.
Sebentar ... Aisyah meneliti seluruh anggota keluarganya. Lengkap tak ada yang kurang, tak ada yang terluka. Ibunya, Ayahnya, kakaknya, dan kakak iparnya. Semua ada.
"Aisyah! KemariKemari," panggil sang Ibu.
Aisyah beberapa kali mengedipkan matanya, guna lebih jelas melihat setiap wajah yang ada di sana.
Aisyah berjalan sangat perlahan. Bahkan hampir seluruh mata menyaksikan kehadirannya sedari tadi.
"Ahya, kamu bawa Aisyah ke kamarnya, suruh dia mandi lalu ganti baju," pinta sang Ibu pada Ahya, kakak ipar Aisyah.
"Baik, Bu."
Aisyah menggeleng. Ia tak tahu apa-apa. Bahkan Ibunya pun enggan memberi tahu.
"Sudah sana. Nanti juga tahu."
_____
Aisyah membenarkan posisi duduknya untuk yang kesekian kali. Entah karena apa dia sangat merasa gugup, rasanya melebihi ketika pertama kalinya ia menjadi pengacara, membantu masalah, mencari bukti, meneliti sebuah permasalahan.
Setelah turun dari kamar, Ibunya memintanya supaya ikut makan malam bersama. Ia masih bingung, kenapa banyak sekali orang di rumah nya? Ibunya enggan memberitahu siapa mereka, padahal dengan susah payah Aisyah hati-hati memberikan kode.
"Silakan Pak Malik," kata Manik, Ayah Aisyah.
Tak lama kemudian Ibu Aisyah tiba di meja makan, juga membawa seseorang.
"Mari, silakan."
Semua orang di sana tersenyum bahagia. Lain halnya dengan Aisyah yang masih dibuat bingung.
"Selamat malam, Nak," ucap perempuan itu. Aisyah terkejut bukan main. Dia langsung memaksa menarik bibir nya untuk tersenyum, namun terlihat begitu tulus.
"Ah, iya selamat malam Tante."
Wanita berumur sekitar 45 tahun itu masih terlihat begitu muda, wajahnya berseri-seri bak malaikat. Cantik. Ditambah dengan senyuman tulus sembari lagi dan lagi menatap setiap inci paras Aisyah.
Seseorang yang di panggil oleh Ayahnya tadi pun ikut tersenyum. Wajahnya teduh, menenangkan.
Makan malam berjalan dengan baik, sesekali di tambah gurauan satu per satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AliSya [SLOW UPDATE]
Romance"Kalaupun Mas bisa mencari pasangan sendiri seperti apa yang Mas inginkan, belum tentu Mas menemukan wanita sebaik yang telah Allah kirimkan." -Alif. Karena perjodohan, mereka dipertemukan. Karena kepercayaan, mereka disatukan, dan karena Tuhan mer...