6. Teman Sampai Surga

126 67 50
                                    


Pagi ini, Aisyah bisa beraktivitas seperti biasanya. Memulai hari dengan raut gembira tiada tara. Kini ia sedang memasak bersama Budhe Ratna, yang usianya jauh dari Aisyah.

Sedang Alif, ia masih di kamar. Entah apa yang sedang ia kerjakan. Yang pasti, ia sedang sibuk menelfon.

Setelah selesai, Aisyah memanggil suaminya untuk turun dan sarapan bersama. Kali ini Alif bisa merasakan masakan enak, bukan buatan Ibunya, ataupun dari asisten rumah tangga.

Lima belas menit kemudian. Setelah sarapan selesai, Alif dan Aisyah beranjak ke ruang tengah dan menonton TV. Tak lama kemudian, ponsel Aisyah berdering.

"Wa'alaikumussalam."

"Emangnya ada apa Bu?"

"Em, iya. Nanti Aisyah kesana."

"Iya, wa'alaikumussalam."

Aisyah memutus sambungan telfon.

"Siapa? Kenapa?" Biarlah, Alif seakan sedang menginterogasi Aisyah.

"Ibu. Minta aku kerumah nanti siang."

"Ooh."

"Mas izinin, 'kan?"

"Yaiyalah. Tapi kamu berangkat sendiri nggak papa 'kan? Soalnya nanti Mas ada kerjaan."

"Iya."

Ia paham, meski suaminya ini sudah mengambil cuti, tapi mau bagaimanapun ia memiliki peran besar dalam perusahaannya. Jadi akan tetap sibuk.

Namun sebenarnya, kesibukan Alif jauh dari masalah perusahaan.

Alif mengusap pucuk kepala Aisyah dan tersenyum.

_____

Seperti kata Aisyah tadi, pukul satu siang ia lantas bergegas ke rumah ibunya dengan menggunakan taksi.

Sedangkan Alif, melaksanakan aksinya.

Ia mengumpulkan asisten rumah tangganya. Meminta mereka pulang lebih cepat, atau bisa dibilang pulang dulu. Besok pagi silakan kembali lagi.

Alif bergegas mengambil alat serta dekorasi dan beberapa bahan yang ia sudah beli dan siapkan. Tentu saja, ia sembunyikan dari Aisyah. Bukan maksud apa-apa. Ia hanya ingin menyiapkan kejutan, yap! Kencan yang waktu itu ia janjikan.

Kalian tau apa yang membuat Alif sibuk saat Aisyah sedang memasak? Lantas setelah sarapan Aisyah di telfon Ibunya untuk ke rumah? Hm, aku pikir kalian bisa menyimpulkannya sendiri.

Kembali kepada Alif yang kini sudah mandi keringat. Ya, dia bekerja sangat keras. Sedikit penyesalan kenapa tidak menyisakan satu asisten rumah tangganya tadi untuk membantunya. Tapi, sudah terlanjur. Apa yang ia rencanakan, harus cepat-cepat ia selesaikan.

"Huft. Huh."

Napas Alif berderu kencang, sedikit kurang teratur.

Senyumnya lantas mengembang melihat hasil dari kerja kerasnya.

"Usaha, tidak akan pernah menghianati hasil." Bangganya.

Dua menit kemudian, ia berlari kecil menuju kamarnya, dan bersiap.

_____

"Assalamu'alaikum," ucap Aisyah yang tidak mendapatkan jawaban dari sang suami ataupun ART-nya.

Jika kalian ingin tau, maka sekarang sudah pukul delapan malam. Alif yang menginginkan ini. Ia tadi meminta Ziah untuk mencegah Aisyah kembali kerumah setidaknya sampai pukul delapan.

AliSya [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang