12. Perhatian, atau Kasihan?

32 18 6
                                    


Assalamu'alaikum, happy reading!

Selama ini aku mengerti satu hal. Kau menerimaku dari segala sisi diriku. Namun, aku tidak bisa menghentikan otakku untuk terus berpikir. Sebenarnya ... Kau perhatian, atau sekedar kasihan?

-AliSya-

*****


"Assalamu'alaikum." Suara nyaring yang khas terdengar dari balik pintu.

"Wa'alaikumussalam, Mas!" jawab Aisyah terlewat girang.

Setelah melihat kiriman foto dari Alif, kepulangan sang suami adalah hal yang ia nanti-nantikan.

"Mas bawa, kan?" tanya Aisyah sembari membuka pintu. Menyalami Alif, mengambil alih tas sang suami.

"Iya."

"Yeay!"

"Sepertinya kau lebih senang dengan kedatangan jeruk ini daripada Mas." Alif mengelus pelan puncak kepala Aisyah.

"Ah, tidak-tidak!"

"Lalu? Kenapa kau terlihat sangat senang, ha?"

"Jadi, saat di rumah aku selalu dibatasi saat makan jeruk. Apalagi yang rasanya asam. Terutama Ibu dan Kak Ahya. Huh!" keluh Aisyah.

"Hm, mereka melakukan itu juga tanpa alasan, kan?"

"Iya."

"Kau ada riwayat sakit perut. Jadi, bukan hanya Ibu dan kak Ahya. Aku juga akan membatasinya!"

"TIDAAAAAK!"

"Hey, tidak perlu berteriak!" Aisyah justru menyengir mendengar omelan sang suami.

"Aku akan mandi. Kau, tunggu Mas untuk makan jeruknya. Nanti, Mas pilihkan jeruk yang manis-manis."

"Tidak perlu!" cegah Aisyah. Sejujurnya, Aisyah ingin lekas menyantap habis jeruk-jeruk yang terlihat sangat menggoda ini. Dan sekarang, ia diminta untuk menunggu sang suami mandi? Satu jam akan ia rasa satu tahun.

"Ma-maksudnya, untuk memilih jeruk yang manis, aku bisa melakukannya sendiri. Jadi, aku tidak perlu untuk menunggumu, kan?" tanya Aisyah. Mencoba membujuk Alif.

"Tidak, Aisyah. Aku tahu kau justru sangat menyukai jeruk-jeruk yang asam. Tunggu aku lima belas menit!" ucap Alif final. Tidak dapat diganggu gugat.

Aisyah memutuskan untuk menunggu di ruang keluarga. Menyalakan televisi, mencoba mencari acara TV yang anti mainstream. Namun ternyata—sulit. Semua acara hanya diisi dengan riuhnya berita-berita selebriti dan cerita yang sangat terkesan drama. Aisyah beberapa kali menyaksikan itu. Tetapi lama kelamaan dia sangat bosan.

Masih ada lima menit. Seharian dia hanya di rumah. Semua pekerjaannya pun dia kerjakan di rumah. Katakan saja dia sedang istirahat.

Bberapa malam belakangan, Aisyah berkata kepada sang suami jika dia merasa lelah bathin. Entah karena memikirkan apa. Alif sempat meminta sang istri untuk libur beberapa hari. Namun, dia menolak. Takut tidak ada kerjaan, dan justru akan membuatnya tambah bingung.

AliSya [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang