11. Antara Dua Pilihan

27 19 2
                                    

Assalamu'alaikum, happy reading!

Apa benar aku mencintainya? Atau yang aku lakukan hanya balasan dari sikap baiknya saja?

-AliSya-

Suara bising dari shower berhasil membuat wanita berbalut piyama itu terbangun. Tangannya bergerak mengalihkan rambut panjangnya yang menutupi mata.

"Mas?" panggilnya.

Tidak ada sahutan. "Mungkin dia tidak dengar," pikirnya.

Lima menit berlalu. Matanya sesekali terpejam karena masih merasa mengantuk. Sepertinya dia bangun lebih siang dari sang suami. Dan sekarang, bukan lagi sesekali. Mata Aisyah benar-benar kembali terpejam di posisinya yang masih terduduk.

Pintu kamar mandi terbuka. Terdengar suara langkah kaki tertatih saat menyadari bahwa sang istri masih tertidur. Yang dia herankan adalah, kenapa istrinya tertidur dengan posisi duduk?

Tanpa sadar dia tersenyum. "Cantik," gumamnya.

Dengan cepat, Alif memilih baju untuknya bekerja hari ini. Tak berniat untuk membangunkan istrinya, almari ia buka dengan perlahan. Sebuah kemeja biru muda menjadi pilihannya hari ini. Namun sebelum itu, ia bergegas ke meja rias milik sang istri. Menyisir rambutnya hingga rapi.

Dia melihat sang istri masih pada posisi yang sama. Hanya saja—kepalanya semakin miring ke kanan. Hampir terjatuh. Saat hendak bergegas mengubah posisi tidur Aisyah, fokus Alif teralih setelah terdengar ponselnya berdering.

Ibu jarinya dengan cepat menggeser tombol hijau itu ke atas. "Wa'alaikumussalam."

"Baik, Pak. Pukul tujuh tepat saya sudah ada di kantor," ucapnya perlahan—memastikan Aisyah tidak terbangun karenanya.

"Ya. Anda bisa langsung menemui saya di lantai tiga."

"Baik, Pak." Semua selesai. Ia harus menyiapkan dirinya sesegera mungkin. Jam menunjukkan pukul setengah enam pagi. Sedangkan urusannya bukan hanya di kantor.

Alif membalikkan tubuhnya, terkejut. Kakinya sedikit berlari saat melihat tubuh Aisyah semakin ke kanan. Ponselnya ia buang begitu saja ke atas kasur.

Tepat!

Alif berhasil menangkup tubuh Aisyah dengan baik. Wajah mereka sangat dekat saat ini. Merasa ada yang menyentuhnya, mata Aisyah perlahan terbuka. Beginilah manisnya kehidupan rumah tangga. Saat pertama kali mata terbuka, maka yang ia lihat adalah wajah sosok pendamping hidupnya.

"Tapi kenapa sangat dekat?" gumamnya pelan.

"Syah? Bangun," ucap Alif.

"Hmm?" Aisyah tak henti-hentinya bergumam. Sungguh. Dia masih sangat mengantuk meski sudah tidur dengan jam yang lebih. Ditambah, beruntung dia sedang haid saat ini.

"Bangun," ucapnya lagi. Sejujurnya, dia sedikit pegal karena posisinya yang tidak pas.

"Aisyah, bangun!" Alif mengecup sebentar kening Aisyah. Entah dorongan dari hal yang dilakukan Alif barusan, atau karena mulai merasa dingin dari pelukan sang suami.

AliSya [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang