"Andai kau tau betapa diri ini mencintaimu, andai kau bisa melihat ... seberapa besar peranmu dalam hidupku."
Ada yang pernah berkata, kalau kau menatap kegelapan terlalu lama, kegelapan itu sendiri akan menatapmu kembali. Jika seseorang terjebak dalam masa lalunya yang kelam, masa lalu itu akan menghantui diri mereka hingga tidak dapat keluar lagi. Begitulah Hana menggambarkan dirinya sendiri ketika hidup di dunia ini.
Perasaan iri akan selalu ada, ingin menjadi seseorang, dan lain sebagainya. Dia iri dengan Kyuri yang sangat populer dan berbakat. Dia ingin hidup seperti Rain yang mendapatkan hampir segalanya dengan mudah. Dan juga dia memiliki seorang kakak yang sangat berarti baginya. Meski dalam waktu dekat mungkin dia harus pergi untuk selamanya.
Sebuah topeng yang selalu dia kenakan karena dia tidak mau membuat orang lain khawatir, rasa ingin berteriak meminta pertolongan karena kondisinya. Bahkan dia bisa merasakan kalau dirinya ini memuakkan. Tidak seharusnya dia ada di dunia ini. Karena sampah seharusnya dibuang, bukan? Tidak ada sampah yang harusnya ditimbun.
"Ya! Ada apa?" Anna datang menghampiri kelas Hana yang cukup ramai. "Eh, ke mana baju hangatmu? Apa kau lupa lagi?"
"Begitulah. Aku bangun terburu-buru, hampir tertinggal."
"Kalau begitu, kau sedang beruntung. Ayo ke kelasku, Haechan sedang berbincang di sana dengan seseorang."
Hana merasakan tangannya digenggam oleh Anna. Tidak dengan paksaan, tapi seperti memerintah. Hana tersenyum kecil sebelum bangkit dan mengikuti sahabatnya itu kembali ke kelas. Benar kata Anna, Haechan berada di meja guru bersama dengan anak yang lainnya, membincangkan sesuatu yang sepertinya penting.
"Apa kau pikir mereka curang? Kau tahu, kan? Tidak perlu mengambil ujian untuk masuk universitas seperti yang lain." Anna membuka lokernya sembari menatap ke arah Haechan yang tertawa cukup keras.
Hana ikut menatap Haechan, membuat hatinya merasa bahagia. "Dia juga pasti memiliki beban, kau tahu, kan? Sebagai idol, tidak semuanya mudah dilakukan."
"Kalau aku mengajaknya berbicara sekarang, apa kau pikir aku ini tidak sopan?" Anna melempar baju hangat yang dia simpan di dalam lokernya ke arah Hana. "Aku ingin mencoba keberuntunganku."
"Kau gila. Lihat lingkaran yang dibuat itu? Para fans berusaha melindunginya agar tidak ada yang mendekatinya, padahal jelas-jelas itu membuat Haechan merasa tidak nyaman."
"Bukan melindungi, tapi memonopoli." Anna menatap ke arah Haechan selama sesaat ketika dia menyadari anak itu menatap ke arah mereka. Berharap atau berpikir mereka memandang ke arah mereka adalah hal yang wajar, bukan? Hal itulah yang dirasakan oleh kedua anak perempuan itu. "Pakai itu ketika pulang, jangan lupa kembalikan, terserah kau mau pakai sampe kapan. Ayo ke kantin, aku sudah lapar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Fans {COMPLETED}
ФанфикMenjadi seorang fans tidaklah mudah, bahkan ada banyak hal yang harus mereka lewati. Kisah ini tidak seperti kisah yang lain, di mana kau akan bersama dengan idolmu. Kisah ini tidak menunjukkan kisah romantis bagaimana kau dengan idolmu berakhir be...