Chapter 18 || Beating

60 25 3
                                    

"Melihatmu tersenyum daapt membuatku melupakan segala masalah yang aku alami. Karena senyumanmu adalah segalanya bagiku."

Bukan hal yang aneh untuk seseorang menyimpan sebuah rahasia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan hal yang aneh untuk seseorang menyimpan sebuah rahasia. Mereka semua pasti memiliki hal-hal yang ditutupi, bahkan kepada kerabat mereka yang paling dekat juga. Feby sedang berada di kamar mandi, mengosongkan isi perutnya karena rasa mual yang tiba-tiba saja menyerangnya.

Setiap obat yang dia makan tidak membantu sama sekali. Dia mulai kekurangan tidur seperti dulu, meski sudah mencari alternatif untuk tidur dengan cepat, dia tidak mau mencari gara-gara. Semua terjadi semenjak dia bertemu dengan anak bernama Rain itu. Sekitar dua minggu sudah lewat, dan semenjak dua minggu itulah dia mulai kekurangan tidur.

Tentu teman-temannya menyadari perubahannya. Berat badan yang menurun, kantung mata yang membesar, dirinya yang terlihat lesu, terlebih ketika dia tiba-tiba mengalami kram otot. Tidak semua rahasia bisa disimpan selamanya, sewaktu-waktu, rahasia tersebut dapat terbongkar dengan sendirinya. Cepat atau lambat, sebuah rahasia pun harus dibongkar.

"Jelaskan," ucap Vika tiba-tiba. Dia berdiri di depan wastafel dengan punggungnya yang bersandar di wastafel itu. Tangannya dia lipat di depan dada, dan wajahnya menunjukkan kekesalan. "Beritahu aku semua, ada apa denganmu."

"Aku baik-baik saja." Feby berjalan gontai dan melewati Vika untuk mencuci tangannya.

"Jangan bohong. Wajahmu pucat, kantung matamu menghitam, beratmu jelas turun karena wajahmu juga semakin tirus, dan kau bilang ini tidak apa-apa? Apa kau gila?! Belajar pun harus ada batasnya!"

Vika menarik tangan Feby agar anak yang diajaknya bicara itu mau memandang ke arahnya tepat di mata. "Itu semua karena aku memang baik-baik saja. Lagipula, aku sudah makan obat, kondisiku akan membaik, dan semua itu juga bukan karena belajar. Tidak perlu membuat rusuh. Aku baik-baik saja."

Vika menatap mata Feby selama beberapa saat, memastikan kalau apa yang dia ucapkan itu benar sebelum akhirnya melepaskan genggaman yang ada pada lengan Feby. Feby menepuk-nepuk jasnya yang sedikit mengkerut sebelum tersenyum kepada Vika, seperti ingin mengatakan kalau dia tidak perlu cemas, dan berjalan keluar.

Feby jelas takut, dia takut kalau ada orang lain selain Kyuri yang mengetahui rahasianya. Kyuri, seseorang yang dia kenal semasa dia kecil, bersamaan dengan Rain. Meski Rain berasal dari China, dia beberapa kali liburan ke Korea untuk waktu yang lama, dan dari sanalah dia mengenal Rain.

Feby ingat sangat jelas bagaimana dia bisa mengenal Rain, itu karena dia menyukai hujan. Di tengah-tengah hujan, Rain bermain bersama dengan seorang anak laki-laki yang tidak lain dari YiTian. Di hari itu juga Feby mengetahui kelainan yang ada. Mungkin ibunya memang sudah tahu, tapi di saat seperti ini dia baru menyadarinya.

Just Fans {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang