Chapter 27 || Off Stage

59 15 0
                                    

"Meski kau dekat denganku, tetap saja aku tidak akan bisa menggapai dirimu."

Clara dan juga Elia yang biasanya pulang dengan menggunakan mobil pada hari itu meminta ijin untuk menaiki bus bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Clara dan juga Elia yang biasanya pulang dengan menggunakan mobil pada hari itu meminta ijin untuk menaiki bus bersama. Mereka berkata ingin berjalan-jalan sebentar, mampir ke beberapa toko dan menikmati menjadi anak muda. Kedua ayah mereka tentu tidak bisa menolak, lagipula, Clara jarang bisa menikmati hari di luar rumah seperti yang diajukan oleh sepupunya itu. Ayah Clara juga percaya kalau Elia akan menjaga anaknya dengan baik.

"Jangan sampai kalian melepas syal ini, oke? Kalau cuaca berubah tiba-tiba menjadi sangat dingin, berusaha cari tempat untuk menghangatkan diri dan telepon salah satu dari kami, oke?"

Elia mengangguk. "Jangan khawatir, kalau kalian khawatir, seharusnya kalian mengkhawatirkan bagaimana aku akan membawa anak yang satu ini." Elia tanpa segan-segan langsung merangkul sepupunya itu.

"Ya! Ya! Lepaskan aku!" omel Clara yang menepuk-nepuk tangan Elia yang merangkul lehernya. "Appa tidak perlu khawatir, kalau anak ini akan membuat masalah, aku akan langsung menggeplaknya hingga dia sadar."

Kedua orang tua yang ada di hadapan mereka hanya bisa mengeluarkan tawa kecil ketika melihat kelakukan anak-anak mereka. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali pergi ke rumah terlebih dahulu, melihat waktu sudah menunjukkan pukul tujuh lewat sedikit. Mereka juga tidak mau membuat kedua anak perempuan mereka itu hanya memiliki waktu sebentar saja untuk bersenang-senang.

Elia membuka ponselnya sembari berjalan dan mengirimkan pesan kepada Vika mengatakan kalau mereka sedang berjalan-jalan dan menyemangati kedua anak yang masih harus lanjut belajar itu karena ada kelas tambahan dari sekolah. Clara yang membaca pesan dan mendengarkan komplen Feby bergidik ngeri membayangkan dirinya juga akan seperti itu suatu saat nanti.

"Pertama-tama, kita beli coklat panas terlebih dahulu." Clara menganggukkan kepala dan mengikuti sepupunya itu. "Karena jaraknya tidak terlalu jauh, nanti kita pergi ke sungai Han, oke? Kita bisa makan snack di sana, kalau tidak tiba-tiba turun salju." Suara Elia semakin mengecil.

"Kalau turun salju, kita bisa tinggal di dalamnya dan memandang ke luar, memperhatikan salju yang turun, bukan?" Elia hanya mengangguk dan menarik tangan sepupunya itu, merasa bersemangat untuk melewati malam itu dengan sebebas-bebasnya.

"Ayo kita nikmati hari ini!"

***

Elia kembali menatap ponselnya untuk melihat sudah berapa lama mereka berada di luar sekolah. Perjalanan yang ada tidak terlalu lama sehingga jam baru menunjukkan pukul delapan. Elia memasukkan ponselnya ke dalam kantung baju hangatnya dan menatap ke arah sepupunya yang bermain-main dengan salju yang ada di lantai. Mereka bersama-sama menyusuri jalan untuk ke pusat sungai Han.

Sebuah toko dengan penerangan yang menyilaukan mata dapat terlihat dari jauh. Yang awalnya mereka merasa lelah, seketika kembali bersemangat ketika memikirkan bagaimana mereka akan memakan ramen dengan telur yang mereka masak sendiri. Mereka tertawa kecil dan bergandengan tangan sebelum mempercepat langkah mereka namun tetap hati-hati agar tidak terpleset jalanan yang licin.

Just Fans {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang