"Keluarga adalah tempat kau merasa aman, di saat peran keluarga itu hilang, rasa kemanusiaan pun akan turut hilang."
Memasuki bulan November, Rain masih memikirkan tentang anak yang bernama Feby Seo. Anak itu seperti terus menerus melintas dipikirannya. Dia yakin kalau YiTian pasti mengingat siapa anak itu meski dia tidak mengenalnya. Apa mungkin anak itu pernah ke China? Apa mungkin mereka pernah berpapasan beberapa kali?
Rain mengaduk-aduk minumannya dengan malas, laptop di hadapannya terbuka, menunjukkan laman kerja tugasnya yang masih setengah dikerjakan. Karena anak bernama Feby Seo itu membuat dirinya tidak fokus belajar, dan dia mencari tempat di mana Taeyong rekomendasikan jika ingin mengerjakan tugasnya.
"Eonnie, apa kau bisa bantu mengerjakan tugasku?" Hana yang baru datang langsung membuka tasnya dan mengeluarkan buku-bukunya yang tebal. Terlihat dari wajahnya yang pucat kalau dia merasa penat.
"Ya! Tugasku saja belum selesai dan kau suruh aku mengerjakan tugasmu?! Pabo!" Rain menjitak kepala Hana yang langsung mengaduh kesakitan. Dia memajukan bibirnya dan menatap Rain dengan penuh harap. "Tidak akan bekerja padaku. Lebih baik kau kerjakan cepat, kau dapat tugas dari tempat les, kan? Minta tolong Anna saja."
"Dia ... sedang mengajari adik kelasnya yang di SMP!" Hana meletakkan kepalanya di atas buku-buku yang tebal itu. "Meski terdengar illegal, Anna hanya membantu kecil dan sebagai balasan dia diberi uang jajan, atau apalah. Seminggu dua kali? Kalau bisa tiga, aku mempertanyakan bagaimana anak itu bisa hidup sampai sekarang."
Rain mengetuk-ngetuk jarinya ke meja sembari berpikir. "Hm ... benar-benar."
Hana menatap Rain dengan curiga. Dia seperti merasa yakin kalau yang sekarang ini dipikirkan Rain bukanlah tentang Anna, melainkan hal aneh. Hana menyingkirkan pikiran aneh itu dan memutuskan untuk memesan minuman untuk menyegarkan pikirannya. Dia juga harus fokus untuk belajar untuk ujian yang sebentar lagi akan digelar.
Hana fokus mengerjakan tugas-tugasnya hingga minumannya datang. Rain masih terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia beberapa kali mengetuk-ngetukkan jarinya, namun dia tetap tidak kunjung mengetik di laptopnya. Hana menghembuskan napasnya dan menyeruput minumannya dengan setengah hati. Setidaknya, dia harus bisa mengerjakan beberapa soal dulu.
Setengah jam berlalu dengan Hana yang fokus mengerjakan tugasnya. Dia dikejutkan oleh Rain yang tiba-tiba saja menghela napas dengan keras dan mengantukkan kepalanya ke meja dengan cukup keras. Ditambah dia yang terus mengerang seperti orang yang kesakitan. Hana yakin saat ini Rain benar-benar merasa frustasi. Siapa pun juga bisa mengatakannya.
"Eonnie, apa sebegitu sulitnya?" Hana mengusap-usap punggung Rain. "Atau ... kau memikirkan orang lain dan bukan tugasmu?"
Pertanyaan Hana membuatnya bangkit dari tempatnya. "Tidak! Aku tidak memiliki waktu untuk memikirkan orang lain!" Rain menatap sekitarnya dan menyadari beberapa orang menatapnya dengan aneh sebelum dia kembali duduk. "Argh! Kenapa pula YiTian harus pergi setiap hari sih? Merepotkan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Fans {COMPLETED}
FanficMenjadi seorang fans tidaklah mudah, bahkan ada banyak hal yang harus mereka lewati. Kisah ini tidak seperti kisah yang lain, di mana kau akan bersama dengan idolmu. Kisah ini tidak menunjukkan kisah romantis bagaimana kau dengan idolmu berakhir be...