"Kebencian itu ada karena kamu membiarkannya hadir dan tumbuh di hatimu."
⛅️⛅️⛅️
Berjalan dengan penuh rasa malas menuju sekolah, membuatku tersadar bahwa dua pekan liburan semester pertama ini rasanya tak cukup. Aku harus kembali ke sekolah itu lagi, SMA Nusantara, sekolah menengah atas swasta yang berada di jantung kota Malang. Menonton anime, membaca novel, dan membuat kue adalah rutinitas ku sehari-hari selama liburan. Bahkan aku melewatkan tahun baru seorang diri di rumah.
Aku pikir kegiatan ku selama liburan di rumah jauh lebih menyenangkan dibandingkan berada di sekolah, walau hanya satu jam.
Bayang-bayang wajah memuakkan dari siswa satu kelas kembali terlintas. Mungkin karena aku selalu berwajah masam dan tidak peduli pada orang lain, mereka dengan seenaknya melecehkanku. Memanggilku dengan sebutan "idiot". Tidakkah mereka tahu apa arti dari idiot itu?
Atau mungkin mereka berpikir aku terlalu menjijikkan hingga tidak pantas berada di sekitarnya. Tapi keberadaanku yang tidak mereka inginkan ini, bukan menjadi sebuah alasan yang tepat untuk berbuat semena-mena.
Ah, terserahlah!
Padahal, aku bukanlah gadis yang pendiam, itu pendapatku. Aku hanya menutup diri dari orang lain dan tidak ingin terlalu dekat dengan seseorang.
Asap kendaraan di kota yang di juluki "Kota Apel" ini membuat keadaanku semakin mengenaskan, terutama saat peluh mulai menetes. Pakaian dan wajahku nampak semakin kumal.
Aku memilih untuk berjalan kaki karena lokasi sekolah yang tidak terlalu jauh. Berkali-kali siswa yang berseragam sama dengan ku tampak mendahului dengan sepeda motornya. Kadang pula aku melihat teman satu kelas yang berlalu begitu saja. Heh, teman sekelas? Lebih cocok jika mereka ku panggil dengan sebutan "haters".
Oke. Mungkin aku terlalu narsis telah menyebut mereka sebagai haters. Seperti seorang artis saja aku ini!
Di sisi lain, ada rasa syukur dalam diriku karena dengan keadaan seperti sekarang, setidaknya aku tidak perlu memikirkan orang lain. Bukankah menyusahkan memiliki seorang teman?
Silahkan panggil aku egois.
⛅️⛅️⛅️
Aku telah menginjakkan kaki di sekolah. SMA Nusantara memang bukan sekolah elite, namun sekolah dengan gedung kelas yang bertingkat tiga ini cukup populer. Dalam satu lingkaran sekolah terdapat empat gedung utama, di antaranya gedung paling besar yang terdiri dari ruang kepala sekolah, guru, dan tata usaha, gedung kelas, gedung laboratorium dan perpustakaan, yang terakhir adalah gedung olahraga. Kantin sekolah sendiri berada tepat di samping kanan gedung kelas.
SMA Nusantara tempat ku belajar ini memiliki gedung olahraga yang cukup besar. Di dalam gedung olahraga sendiri terdapat dua lapangan, satu untuk basket dan satunya untuk lapangan futsal. Di sini juga ada kolam renang. Sekolahan ini memiliki lapangan upacara yang cukup luas dan halaman sekolah yang sejuk. Setiap kelas memiliki AC dan proyektor sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Kesannya memang sekolahan ini menyenangkan dengan berbagai macam fasilitas yang dapat dikatakan lengkap. Tapi bagiku, tempat ini tidak lebih dari sekedar gedung untuk melaksanakan kewajiban belajar. Selain itu, sama sekali tidak ada artinya.
Papan bertuliskan X-1 tergantung di atas pintu sebuah ruangan. Kelasku.
Menghembuskan nafas, aku memasuki ruangan yang lebih mirip dengan hutan belantara. Semua penghuni di kelas ini selalu bertingkah semaunya layaknya binatang.
Melangkah ke tempat dudukku yang berada di pojok depan, aku melihat Karin dan temannya, Karui, telah menempatinya.
"Oh, udah dateng ya?" Karin menghampiriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cloud and Rooftop [Sasuke X Reader X Naruto] ✔️
Fanfiction[TAMAT] Hanya sebuah cerita tentang gadis biasa yang selalu melihat awan ketika memandang ke arah langit. Gadis biasa itu bertemu seorang pemuda berhati dingin di atap sekolah. ⛅️⛅️⛅️ Bukan cerita bagus, jangan berekspetasi tinggi. Desclaimer : Mas...