15) Tentangnya

1.1K 241 25
                                    

"."

⛅️⛅️⛅️

Membuka mata, kudapati cahaya sore menerobos masuk dari celah jendela. Aku ketiduran, mungkin ini efek dari obat alergi. Keluar dari kamar, yang kudapati hanya sepi. Tidak ada seorang pun di rumah. Aku berjalan keluar rumah, ternyata Itachi berada di depan toko pakaiannya. Dia baru saja melayani pelanggan, aku mengampiri.

​"Sudah baikan (Nama)?"​ tanya Itachi ketika melihatku mendekat.

​Aku mengangguk. Mataku memandang ke segala penjuru.

​"Nyari Sasuke? Dia aku suruh pergi berkeliling bersama Konan."

Dahiku mengerut. ​"Konan?"

​"Iya, mereka mengunjungi kerabat di sini."

Aku tersenyum sebagai balasan mengerti.​"Ini tempat wisata, tapi kok sepi?"

​"Kalau hari kerja memang sepi. Hari Sabtu dan Minggu baru ramai," terang Itachi.

​"Apa Pantai Segara itu bagus? Aku tertarik ke sana setelah melihat brosur."

​"Hari Minggu nanti kita ke sana."

​"Siapa yang menjaga toko?"

​"Akan kututup."

​"Hah?!" aku terkaget. Seharusnya hari Minggu Itachi bisa mendapatkan penghasilan yang lebih banyak. Tapi dia malah memilih untuk menutup tokonya.

​"Aku ingin pergi dengan kalian juga," kata Itachi, seolah merajuk.

​Aku merasa laki-laki bernama Itachi ini tidak jauh berbeda dari Sasuke. Seenaknya sendiri.

⛅️⛅️⛅️

​Malam kembali menghampiri, aku duduk di teras rumah bersama Itachi. Sasuke sejak tadi belum kembali, mungkin masih keasyikan berkunjung ke rumah keluarga yang lain. Suara jangkrik terdengar nyaring, membuat suasana malam semakin terasa sepi.

​"Kulo nuwon." Seorang lelaki tua menghampiri tempat tinggal Itachi.

​"Pinarak. Ada apa, Pak?" sambut Itachi.

​"Di panggil Pak RW ke rumahnya," info pria itu.

​"Oh, iya, nanti aku ke sana."

​"Iya, Itachi. Tapi cepat ya, penting katanya. Monggo."

​Aku dan Itachi mengangguk bersamaan.

​"Iya pak, terima kasih," balas paman dari Sasuke itu.

​Sasuke tiba di rumah bersama Konan tepat sebelum Itachi pergi.

​"Kalian sudah datang? Kau sudah dari makam ayahmu?" tanya Itachi.

​"Udah."

​"Pamanmu yang jadi RW itu juga sudah kamu kunjungi?"

​"Udah. Aku juga sudah berkeliling desa."

​"Kalau begitu aku mau ke Pak RW dulu, sepertinya dia mau ngasih ceramah. Maklum sudah tua, maunya ngomel terus. Kalian temani (Nama)," perintah Itachi.

"Wajar, pasti dia menyuruhmu nikah lagi. Kamu sudah mulai sepuh tapi gak laku-laku," ejek Sasuke.

Itachi memukul kepala Sasuke. "Mulutmu kebanyakan makan cabe."

​"Aku ikut Mas, mau pulang sekalian. (Nama) aku pamit ya," pinta Konan.

​"Iya," balasku enggan. Entah kenapa aku merasa marah pada gadis baik hati itu.

Cloud and Rooftop [Sasuke X Reader X Naruto] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang