"Dunia itu penuh dengan kejutan."
⛅️⛅️⛅️
Aku merapatkan jaket, udara pagi ini terasa dingin menusuk tulang. Di teras rumah, aku memperhatikan banyak orang yang berlalu lalang menuju pantai. Dengan topi lebar, mereka berangkat dengan menenteng tas besar berisi peralatan memancing. Ini masih pagi buta, langit masih gelap, kabut masih tebal, saat yang nyaman untuk bergelung dalam selimut. Tapi bagi penduduk yang bekerja sebagai nelayan, mungkin inilah waktu yang tepat untuk mencari nafkah di laut.
Susu hangat tersaji di dipan tempatku duduk. Aku menikmati pagi hari di perkampungan nelayan ini, membolak-balik brosur yang yang menampilkan keindahan pantai di sini.
Desa Baru, di sinilah aku. Mengikuti Sasuke, aku berjalan jauh hingga ke ujung Provinsi Jawa Timur. Desa yang terletak di Kota B ini memiliki tempat wisata yang bisa di bilang masih baru, Pantai Segara.
Selain terkenal dengan hasil lautnya, desa yang berjarak kurang lebih 110 kilometer dari Kota B ini juga terkenal dengan tempat wisatanya. Aku sangat ingin menjelajahinya, desa yang masih termasuk dalam kawasan hutan lindung. Kenapa Sasuke harus meninggalkan tempat seindah ini?
"Andaikan aku tinggal di sini."
"Menikah saja dengan orang asli sini."
Menundukkan kepala, aku sampai lupa kalau di sampingku duduk seorang Sasuke. Laki-laki itu terlihat sedang menikmati kopi hitam di tangannya.
"Wah, wah, kalian berdua sudah bangun?" Itachi keluar dari dalam rumah dengan berserubung sarung.
"Kalau gak ada yang mengganggu, aku mungkin masih menikmati tidurku," protes Sasuke. Aku memang tidak bisa tidur karena memikirkan Ayah dan Ibu. Karena itu, lewat tengah malam aku mengetuk pintu kamarnya. Sasuke lalu membuatkan susu hangat untukku agar aku kembali tidur. Tapi ternyata, aku justru betah melek sampai sekarang. Dan susu hangat ini adalah gelas ketigaku, dia selalu mengisi gelas kosong dengan susu hangat yang baru.
"Kenapa kamu gak tidur lagi? Biar Mas Itachi yang menemani ku," sinisku.
Sasuke melirikku sebentar. "Udah males."
"Tidur aja males, apa lagi mengerjakan yang lain," sahutku.
Itachi yang terlihat bingung, secara bergantian melihat ke arahku dan Sasuke. "Apa seperti ini hubungan kalian? Kayak kucing dan tikus."
"Iya, dia tikusnya," jawab Sasuke.
"Apa kamu bilang?!"
Sasuke meminum habis kopi di tangannya, ia lalu pergi ke arah pantai.
"Hei! Kamu mau kemana?!" Aku berteriak, tanpa mengacuhkanku Sasuke terus berjalan.
"Ikut saja," Itachi menunjuk Sasuke dan memintaku untuk mengikutinya.
Aku mengangguk, lalu membereskan gelas sisa susu. Itachi melarangku.
"Sudah biarkan di sini, susul Sasuke sana."
⛅️⛅️⛅️
Aku berdiri di tepi pantai, aroma laut tercium jelas di hidungku. Suara debur ombak memanjakan telinga, angin dingin bertiup dengan lembut. Ah, nyamannya. Aku sudah lama tidak merasakan perasaan nyaman seperti ini. Aku terlalu lama merasakan kebencian karena ketidakpedulianku itu.
Melihat air laut bergulung bergantian membuatku ingin mencelupkan kaki. Aku berlari-lari kecil lalu memekik pelan ketika dingin air laut menyentuh kulitku. Menyegarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cloud and Rooftop [Sasuke X Reader X Naruto] ✔️
Fanfiction[TAMAT] Hanya sebuah cerita tentang gadis biasa yang selalu melihat awan ketika memandang ke arah langit. Gadis biasa itu bertemu seorang pemuda berhati dingin di atap sekolah. ⛅️⛅️⛅️ Bukan cerita bagus, jangan berekspetasi tinggi. Desclaimer : Mas...