11) Karenamu

1.3K 254 28
                                    

"Jatuh hati bukanlah pusat segalanya"

⛅️⛅️⛅️

​Ternyata kemarahan Sakura tidak berhenti begitu saja. Berkali-kali gadis itu hampir membuat ku kehilangan kesabaran. Menyandung kaki hingga aku jatuh tersungkur, menyembunyikan topi saat upacara sampai aku di hukum di depan semua peserta upacara, bahkan saat pulang sekolah dia dan teman-temannya mengguyurku dengan air kotor.

Baiklah, mari kita anggap semua itu masih termasuk dalam hal kecil. Tapi kapan mereka akan berhenti menyiksaku? Kekanak-kanakan sekali.

​Crak!

​"Ah!" aku memekik sakit. Lenganku tergores pecahan kaca saat mencoba mengambil buku dari dalam tas. Tidak, ini tidak bisa disebut lagi tergores, tapi tertusuk.

​"Ada apa (Nama)?" wali kelasku, Pak Kakashi yang tengah mengajar melihat ku. Aku memegang lenganku yang terasa perih dan berdarah.

​"Ya Tuhan, (Nama)!" Pak Kakashi berseru kaget, ia berjalan ke arah ku dengan tergesa, ​"Kok bisa?" tanyanya.

​Aku melirik ke arah Sakura dan Tenten, mereka tengah tersenyum pada ku, ​"Tidak sengaja pak terkena paku."

​​Hinata menghampiri ku, gadis itu menutup luka dengan sapu tangan.

​"Hinata antar (Nama) ke UKS," pinta Pak Kakashi.

​"Saya ikut, pak," Sakura mengajukan diri.

​"Tidak, aku saja!" seisi kelas seketika melihat ke arah Naruto.

​"Biar diantar Sakura dan Hinata saja, Naruto. Ayo cepat!"

Sakura dan Hinata memapahku. Sampai di depan ruang kelas Sakura berhenti, mau tak mau aku ikut berhenti. Tenten dan Temari berdiri menghadap Pak Kakashi.

​"Pak, saya dan Temari ijin ke toilet."

⛅️⛅️⛅️

​"Gimana? Apa pecahan kaca itu sakit?"

​"Pecahan kaca?! Hmmp!" mata Hinata melebar kaget.

Temari membungkam mulut Hinata,​"Gak usah teriak juga!" sentaknya.

​Sakura duduk di sampingku. Dia memang mengantarku ke UKS, tapi kedua temannya juga mengikuti ke UKS. Tubuh Hinata kini tengah ditahan oleh Tenten dan Temari.

Aku menggeram dongkol, ​"Lepasin Hinata."

Tersenyum sinis padaku, Sakura kemudian berucap dingin, ​"Tenang saja, aku akan ngelepasin dia setelah urusan ku dengan mu selesai."

​"Apa maumu?"

​"Gak banyak," Sakura mencengkram lenganku yang terluka. Aku menggigit bibir menahan sakit. Gadis bersurai merah muda itu mengambil gunting dari tangan Temari, ia mengelus rambut ku, ​"Potong rambutmu," perintahnya.

​"Apa?!"

​"Ya, aku ingin kamu motong rambutmu."

​"Gila! Ogah!" tolakku mentah-mentah.

Sakura menyeriangi, ​"Ya terserah sih kalau kamu nolak. Tapi buat gantinya, aku akan memotong rambut teman barumu itu."

​Dalam cengkraman dua teman Sakura, Hinata menangis. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha untuk memberontak.

​"Bisa diam gak?!" kali ini Sakura membentak Hinata, ​"Aku juga sudah muak sama kamu!" Sakura mendekat pada Hinata, menamparnya berkali-kali.

​"Hentikan!" teriakku tidak terima, "Oke! Aku potong kalau itu bikin kalian puas!"

Cloud and Rooftop [Sasuke X Reader X Naruto] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang