4) Atap Sekolah

2K 357 10
                                    

"Di mana pun kau berada, setiap tempat selalu memiliki cerita."

⛅️⛅️⛅️

Atap sekolah.

​Jika ingat pada anime dari Jepang yang bersetting di sekolahan, atau film Korea yang juga bersetting sama, pasti tidak akan lepas dari atap sekolah. Ya, sekolah ku memiliki atap yang menurut ku kurang lebih mirip seperti itu.

Aku rasa tempat itu adalah satu-satunya tempat di mana aku bisa menumpahkan semua perasaan ku. Aku bisa menangis dan tertawa sepuas ku meskipun hanya seorang diri. Tapi, tidak untuk saat ini.

Saat aku membuka pintu atap sekolah, di sana sudah ada Sasuke yang tengah berbaring di lantai tanpa alas. Memang saat ini cuaca cukup sejuk, tidur berjam-jam di atap pun tidak akan membuat kulit terbakar. Aku berniat untuk kembali ke dalam kelas, tapi sebuah suara menahan ku.

​"Kamu pergi cuma gara-gara ngelihat orang lain di sini?" tanya pemuda itu.

​Sasuke berdiri, tangannya mengebas-kebaskan pakaiannya.

​"Oke, aku yang pergi," katanya.

​Pergi? Bukankah dia yang terlebih dahulu berada di sini?

Aku melihatnya berjalan menuju pintu, "Tung..."

​Sreett.

​Bruukk.

​Mata ku mengerjap pelan. Apa yang baru saja Sasuke lakukan tidak pernah aku pikirkan sebelumnya. Dia menarik tanganku, membuat ku duduk tepat di depannya, sementara dia masih berdiri tegap di depanku.

​"Ini tempat mu kan?" tanyanya lagi tanya mengubah ekspresi wajah yang kaku.

Aku meneguk ludah, ​"Ya, ini emang tempat kesukaanku, tapi gak berarti ini tempatku."

​"Oh," balasnya singkat.

Sasuke memutar tubuhnya. Lelaki itu menatap langit yang berawan, ​"Mulai sekarang, atap sekolah ini jadi milikku," katanya kemudian.

Aku mendelik, ​"Milikmu? Apa maksudnya?"

​"Maksudku, kamu gak usah kesini lagi pas istirahat."

​Aku termangu mendengar perkataan Sasuke. Bagaimana atap sekolah ini bisa menjadi tempatnya?

Menghindari pertikaian, aku mengalah, "Ya udah, aku nyari tempat lain," putusku.

Sasuke melirik ke arahku, ​"Ya, mendingan gitu. Kayaknya kamu gak suka berbagi tempat sama orang lain. Makanya kamu lebih seneng sendirian."

Aku memandangnya dengan sinis, ​"Lebih suka sendirian katamu?"

​"Ya. Kamu lebih senang kan kalau di sini sendiri daripada kumpul sama yang lain?" tanyanya.

Aku mngeluh dalam hati, 'Pemuda yang cuek? Kata siapa? Cowok ini banyak omong!'

​"Sejak kapan sih, orang model kamu ngurusin hidup orang lain?" tanyaku pada Sasuke.

"Orang model kayak aku?" tanyanya sambil menunjuk diri sendiri.

Aku membungkam bibir dengan tangan. Bisa-bisanya aku bicara seperti itu pada Sasuke.

​"Ma-, maaf," desisku merasa bersalah.

​Dengan cepat Sasuke berbalik ke arahku. Matanya menatapku tajam, kurasakan tubuhku sedikit merinding. Aku berlari meninggalkan Sasuke. Ku tutup pintu atap sekolah dengan keras, meninggalkan suara yang berdebum.

​Aku menatap anak tangga yang akan membawaku ke lantai tempat kelas ku berada. Selangkah demi selangkah kakiku meninggalkan pintu atap sekolah. Pikiran ku masih terbayang wajah Sasuke yang kelihatan marah.

Cloud and Rooftop [Sasuke X Reader X Naruto] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang