"Sesuatu yang pahit sekalipun suatu saat akan menjadi manis."
⛅⛅⛅
"Datang ya ke ulang tahun ku," Hinata berkata dengan nyaring di depan kelas, seluruh perhatian mengarah kepadanya, termasuk aku.
"Kapan?" Naruto mengacungkan tangan layaknya bertanya pada seorang guru, ia terlihat antusias.
"17 Februari alias besok jam tujuh malam. Please, semuanya datang ya?" pinta Hinata.
Hari Selasa besok ya?
"Okeee," seisi kelas menjawab dengan kompak. Aku rasa semua anak yang ada di kelas ini menyukai Hinata. Tentu saja itu karena Hinata seorang ketua kelas. Bukankah seorang yang menjadi ketua kelas itu adalah anak yang cukup berpengaruh?
Seorang lelaki dengan wajah dingin memasuki ruangan kelas. Ia terlihat tidak begitu peduli dengan keadaan kelas. Laki-laki itu bahkan tidak mengacuhkan setiap mata yang melihat ke arahnya. Dengan santai ia meletakkan tas dan duduk di bangkunya. Kelas yang tadinya hening karena kehadirannya kini kembali ramai.
"Sasuke, besok kamu harus datang ke ulang tahun ku, wajib," Hinata menghampiri Sasuke, pemuda yang baru saja datang di saat bel sekolah sudah berbunyi lima belas menit lalu itu mengangguk.
"Ingat, jam tujuh malam."
Aku sedikit heran saat Sasuke menyanggupi permintaan Hinata. Mereka memang teman satu SMP, bahkan selama tiga tahun mereka satu kelas. Apa karena itu Sasuke setuju dengan permintaan Hinata?
"Bukannya ayahmu punya toko kue?" Sasuke kembali menganggukkan kepalanya saat Karin bertanya padanya.
Sasuke memiliki toko kue? Ah, aku benar tidak tahu apa-apa tentang anak itu. Hah? Kenapa aku tiba-tiba memikirkan Sasuke?
"Bagus, aku akan membeli kuenya di tokomu," Hinata tersenyum dengan sangat lebar kepada Sasuke.
"Kamu juga ya, (Nama). Kamu datang kan?" kali ini Hinata mengalihkan pandangannya pada ku. Seisi kelas melihat ke arah ku, beberapa di antara mereka berbisik-bisik. Aku tidak menjawab pertanyaan Hinata.
"Hei, kamu gak denger Hinata ngomong?" Karin menatapku sinis, aku tak menghiraukannya.
"Kenapa dia diundang?" seloroh Choji.
"Sudah, sudah." Hinata berusaha menenangkan Karin dan Choji.
"Tunggu dulu, kamu bilang tadi kenapa Hinata harus ngundang (Nama)? Memangnya kenapa kalau dia datang?" Naruto merasa tidak terima dengan perkataan Choji. Di depan sana Hinata menepuk jidatnya.
"Gak seru kalau cewek kayak dia ikut pesta." Kiba yang sejak tadi diam ikut berbicara.
Naruto menoleh dan memelototkan matanya ke arah teman sebangkunya itu. Kiba meringis, bagaimanapun juga Naruto adalah teman Kiba. Mereka sangat akrab apalagi sejak Naruto ikut dalam klub futsal sekolahan yang di ketuai oleh Kiba.
"Siapapun yang mau datang ke pestaku, datang aja. Oh, iya, di mana Sakura dan yang lainnya?" tanya Hinata.
"Kantin."
⛅⛅⛅
Gawat!
Bagaimana ini? Sudah setengah tujuh malam, aku belum bersiap-siap sama sekali. Malam ini aku berencana untuk menghadiri pesta ulang tahun Hinata. Semua ini karena aku baru saja bangun dari tidur siang. Tidak ada salahnya bukan menghadiri pesta teman masa kecil. Sampai saat ini pun aku belum berfikir untuk mengatakan pada Hinata bahwa aku sudah mengingatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cloud and Rooftop [Sasuke X Reader X Naruto] ✔️
Fanfiction[TAMAT] Hanya sebuah cerita tentang gadis biasa yang selalu melihat awan ketika memandang ke arah langit. Gadis biasa itu bertemu seorang pemuda berhati dingin di atap sekolah. ⛅️⛅️⛅️ Bukan cerita bagus, jangan berekspetasi tinggi. Desclaimer : Mas...