#10

66 27 17
                                    

Sebulan kemudian,SMA MBHS

Setelah prom night sebulan yang lalu Elan dan teman-teman sekelasnya tidak lagi bertemu satu sama lain. Bahkan Elan juga tidak bertemu dengan Dion dan Sastra.Semuanya disibukkan dengan persiapan untuk masuk ke universitas tujuan mereka masing-masing.

Berkaca dari tahun-tahun yang sudah lewat,setiap angkatan di sekolah ini selalu saja lebih dari setengahnya mendapatkan jalur undangan untuk masuk perguruan tinggi.Hal ini disebabkan oleh prestasi siswa siswi yang ada disini.Ini sangat wajar mengingat MBHS adalah sekolah terbaik di kota ini.

Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan dimana para siswa-siswi kelas 12 berkumpul untuk menerima amplop kelulusan mereka dan disinilah mereka,para anak-anak kelas 12 Bahasa,di barisan paling kiri.

Setelah sebulan lebih tidak bertemu akibat kesibukan masing-masing mereka terlihat sangat senang dengan moment sekarang ini yang masih mempertemukan mereka.

"Woi lu pada, sukses juga belum, udah songong.Pada gak ada kabarnya aja,"ucap Sastra menanyai teman temannya itu.

"Elahh, bilang aja lu kangen ama gua,"ucap Raffi menaikan kedua alisnya pada Sastra.

"Idih,males banget,"ucap Sastra.

"Heh lu pada bacot banget si,guru lagi ngomong noh,diem coba,"tegur si ketua kelas pada rakyat rakyatnya.

Setelah ditegur oleh Raja maka diamlah Sastra dan Raffi.

Setelah bercuap-cuap panjang Bu Rika pun akhirnya menyuruh para wali kelas untuk menyerahkan amplop kelulusan pada anak didiknya masing-masing.

Terlihat Bu Lidya berjalan menghampiri barisan kelas XII Bahasa yang menjadi kelas yang ia pegang untuk tahun ini.

Ketika sudah sampai di depan barisan kelas XII Bahasa,sebelum Bu Lidya memberikan amplop kelulusan ia terlebih dulu menyampaikan sepatah dua patah kata untuk mengawali.

Setelah selesai berbicara,Bu Lidya pun memanggil satu persatu anak didiknya itu untuk mengambil amplop kelulusannya masing-masing.

Setelah menerima amplop mereka bersalaman dengan Bu Lidya dan juga bersalaman satu dengan yang lain,dan terakhir sesi pembagian amplop ini disudahi dengan foto bersama.Ketiga tugas-tugasnya telah selesai Bu Lidya pun meninggalkan barisan kelas tersebut yang sebetulnya tidak bisa lagi disebut barisan.

Ketika membuka amplop tersebut tak ada ekspresi yang istimewa dari anak-anak Bahasa itu,yang ada hanya senyuman ringan dari wajah-wajah good looking mereka.Tidak seperti anak-anak kelas lain yang nampak seperti orang kesurupan,senang bukan kepalang,ada juga yang menangis tersedu-sedu.

Setelah membuka amplop tersebut Dion pun mulai membuka topik pembicaraan.

"Woi ketua kelas,mau lanjut kemana habis ini?"tanya Dion pada Raja.

"Hmm, kayanya gua bakalan balik ke Jakarta,"ucap Raja yang memang orang asli Jakarta,ia di Malang tinggal dengan neneknya yang sendirian setelah ditinggal oleh suaminya yang meninggal empat tahun lalu.

"Kalo lu?"balik Raja yang bertanya pada Dion.

"Gua Unair,"jawab Dion.

"Pasti lu bertiga di Unair semua,"sambar Sinta sambil menunjuk pada Elan, Dion, dan Sastra.

"Hehehe,tau aja lu,"ucap Elan yang secara tidak langsung mengiyakan ucapan Sinta.

"Eh,lu mau nyambung kemana?"kini giliran Sinta yang ditanyai oleh Elan.

"Gua dapet beasiswa, fully funded ya ampunn,"jawab Sinta semangat.

"Hah?Seriusan?"ucap teman teman kelasnya hampir bersamaan.

Selamat (tinggal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang