Jauhi dia,kau tau itu membunuhku
®®®
H
ari berganti hari tak terasa seminggu telah berlalu.Elan dan Jeremy semakin dekat saja, ini tentu karena proyek mading Jeremy. Mereka sekarang jadi semakin sering berkomunikasi namun,tetap tidak mengurangi rasa senioritas.Elan yang sopan dan Jeremy yang cukup dingin, semuanya masih sama.
Pukul 11.32, kantin belakang kampus
Nampak Elan, Sastra, Dion, dan Hana tengah makan siang bersama.Yah setelah kejadian minggu lalu Elan menjadi sedikit lebih dewasa dengan tidak melarang Hana untuk bergabung bersama mereka.
Ketika ke empat remaja itu sedang asik makan dan bercengkrama tiba tiba terlihat Jeremy yang berjalan mendekat ke arah mereka.
"Lan bisa ngobrol sebentar?"tanya Jeremy to the point ketika sudah berada tepat di depan ke empat mahasiswa baru itu.
"Ohh iya bisa ka,"jawab Elan yang langsung mendapat delikan tajam dari Dion dan Sastra,tak lupa juga ekspresi tak mengerti yang terpancar dari raut wajah Hana.
Sekarang disinilah Jeremy dan Elan,di pojokan kantin.Namun masih tetap bisa terlihat dari meja tadi sehingga Dion, Sastra, dan Hana dapat dengan bebas mengawasi pergerakan antara senior dan junior itu.
"Gua cuma mau bilang makasih,gara gara karya lu kemaren yang inspire, sekarang jadi banyak anak anak yang ngirim karyanya buat gua seleksi biar bisa ditempel di mading,"terang Jeremy.
"Syukurlah kalo misalnya aku bisa bikin mading rame lagi,"ucap Elan sambil terkikik pelan.
"Semuanya juga gara gara kerja keras Kaka,"lanjutnya diakhiri dengan senyuman tulus.
"Thanks ya,"balas Jeremy sembari mengelus pelan kepala Elan, sontak saja hal ini membuat siapa saja yang melihatnya terkejut tak terkecuali dirinya sendiri.
"Wahh wahh,modus nih,"gumam Sastra.
"Wahh,gak bisa dibiarin nih,"monolog Dion.
"Jadi mereka?"ucap Hana pelan.
"Lah itu kan ka Jeremy? Terus yang cewe itu kan anak Fisip kan ya.Maba kaya kita juga kan?"bisik mahasiswa yang ada disitu pada temannya.
"Jadi si senior ganteng udah ada yang punya?"seperti itu kurang lebih topik pembicaraan beberapa gadis yang ada disitu.
"Anjirr,setan ni tangan, ngapain segala kurang aja gini," rutuk Jeremy pada dirinya sendiri sembari menurunkan tangannya yang agak bergetar.
" Hahh,yang tadi apaan?" tanya Elan dalam hati.
"Ehh, maaf gua gak sengaja,"sesal Jeremy.
"Ehh iya, gapapa ka,"jawab Elan dengan malu malu.
"Gua masih ada kelas,gua duluan ya.Maaf udah ganggu waktu makan lu,"pamit Jeremy yang tak menunggu balasan dari Elan.
Setelah punggung Jeremy sudah benar-benar menghilang, barulah Elan kembali ke meja makannya. Setibanya Elan di sana,
"JANGAN DEKAT-DEKAT DIA,"kata yang lebih tepatnya ultimatum itu kompak keluar dari mulut Dion dan Sastra.
Elan yang masih speechless tak menanggapi ucapan kedua sahabatnya itu,melainkan lanjut menghabiskan makanannya.
Cukup lama suasana menjadi hening hingga akhirnya, Elan mulai membuka topik pembicaraan."Lu berdua habis ini ngapain"tanya Elan pada dua pemuda dihadapannya itu.
"Gua ada kelas lagi,"jawab Dion sambil memainkan hpnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat (tinggal)
RomanceKarena akan selalu ada kata SELAMAT dalam setiap kata selamat TINGGAL