#15

33 17 5
                                    

Jangan pernah berpaling,lihat aku,tatap aku,dan hanya pikirkan aku
+++

Pukul 19.28, rumah Elan


Tok tok tok tok tok tok tok tok

Suara ketukan pintu itu terdengar bertubi-tubi Elan tau siapa yang mengetuk,karena itu yang enggan untuk membuka pintu.

"Woii Lan,buka Lan!"teriak Sastra dari luar.

"Lu mati di dalam?"lanjutnya.

"Lan buka Lan,tega lu ama gua,sakit ni tangan.Dari tadi ngetok mulu,"ucap Dion.

Suara ketukan pintu pun tak terdengar lagi,tapi kini beralih menjadi suara ketukan tepat di jendela kamar Elan.
Tak ingin ambil pusing Elan yang tadi sedang menonton drama korea di kamarnya kini beralih mengangkat laptopnya menuju ruang tengah.

"Lannn,lu gak mau buka,kita tidur disini nih,"kembali Sastra berteriak.

Karena semakin terusik Elan pun memakai headsetnya.

Di luar nampak Dion dan Sastra sudah lelah meneriaki Elan yang tak kunjung membuka pintu.Alhasil di sinilah mereka,di kursi teras rumah Elan.

"Serius lu mau tidur disini?"tanya Dion pada Sastra yang sedang menguap.

"Lu aja tidur disini,gua mah di mobil,pake ac"ucap Sastra yang sudah berdiri menuju mobil.

Dion pun hanya menggeleng geleng melihat Sastra, padahal jelas jelas ia yang punya ide untuk tidur disini tadi.

Saat tengah asik menatap sekitar menikmati pekarangan hijau rumah Elan,tiba-tiba saja mata Dion menangkap sesuatu.Kilometer listrik.

"Woii Sas,"ucap Dion pada Sastra yang sedang duduk di tangga.

"Sini gua punya ide,"ucap Dion yang kemudian membuat Sastra mendekat ke arahnya.

Klekk

"Aaaaaaarrggghhhh,"terdengar suara teriakan dari dalam rumah.

Yap,ide Dion adalah mematikan listrik rumah itu.Dia sangat hapal jika sahabatnya itu akan panik ketika gelap,walaupun paniknya hanya sesaat(jadi si Elan kagetnya too much, ehe)

"Kampret,lagi kisseu kisseu gini ko pake acara mati lagi listriknya,"dumel Elan.

"Ko bisa jeglek si,"ucapnya menyadari bahwa hanya listrik rumahnya yang mati,ia pun berjalan ke depan untuk menyalakan listrik kembali.

Saat Elan membuka pintu,ia kembali dikejutkan dengan dua pria yang berdiri tepat di hadapannya dengan senyum pepsodent.

"Harusnya gua tau siapa yang ngelakuin ini,"ucap Elan menatap dua sahabatnya sinis dan berlalu menuju kilometer listrik.

"Dihh gayanya marah marah, beginian aja gak nyampe,"ucap Sastra yang melihat usaha Elan untuk menyalakan listrik namun tak dapat karena ia tidak bisa menjangkau kilometer listrik.

Sastra pun kemudian berdiri mengambil tempat di belakang Elan untuk membantunya.
Merasa tubuhnya dihimpit dari belakang,Elan pun menoleh dan mendapati wajah tampan Sastra ditambah dengan rambutnya yang sedikit acak-acakan menambah kesan yang.. maskulin?

Namun,

"Alahhh,lu juga sama aja.Pendek,"sela Dion yang kemudian berdiri di belakang Sastra untuk menyalakan listrik.

Dan dalam sekejap listrik pun berhasil dinyalakan namun, Dion bukannya pergi ia justru menghimpit badan Sastra dan otomatis Elan yang berada di depan pun semakin terjepit.

Selamat (tinggal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang