"Bos, lo nggak masuk lagi? Itu ada anak baru di kelas, kinclong, pake hijab, chubby, adduh nggak ada lagi."
"Eleh, lagian kalau lo yang naksir sama dia dia gabakalan mau, Tom." Ujar Jikra, cowok berbadan atletis kepada Tommy, Tommy adalah warga Gradisa yang sangat sangat miring perilakunya, ia tidak akan mau bolos kelas seperti Jikra ataupun Reno, ya Reno, induk dari mereka bertiga, Reno itu cowok yang diidamkan di SMA Gradisa, hobby-nya berkelahi, cari masalah dan cari masalah.
"Mau anak baru, mau anak lama, nggak ada yang bisa bikin gue betah di kelas, siapapun—"
"Wih itu siapa Jik?"
Belum sempat Jikra menjawab, Reno telah berdiri menghampiri gadis yang ia lihat.
"Hai, anak baru?"
Gadis itu mengerutkan keningnya, mengangguk kecil dan tersenyum. "Iya, Kak."
"Kelas berapa?"
"Sebelas."
"Oh, gue Reno. Jangan panggil kakak, kita seangkatan."
Gadis itu melirik bridge Reno yang menunjukkan kelas tiga, Reno yang sadar akan hal itu tersenyum, "baju abang gue." Jawabnya diiringi senyuman, Reno itu orang yang paling susah tersenyum, jika ia tersenyum berarti orang yang membuatnya tersenyum sangat hebat.
"Gue Reno." Ujar Reno mengulurkan tangannya.
Gadis itu tersenyum sambil menggeleng kevil, disatukannya kedua telapak tangan di atas dada, "aku Jesi, salam kenal, maaf ya nggak muhrim."
Wajah Reno memerah, secepat mungkin ia menarik kembali tangannya. "Maaf."
"Nggak papa."
"Jesi? Udah kenalan sama si bos yah?" Ujar Tommy yang baru datang sambil menatap Reno dengan lirikan tawa.
"Bos?"
"Ini bos kita, yang gue ceritain tadi di kelas." Kini Jikra yang menjawab.
Jesi memgangguk sambil mengulum senyuman melihat wajah tak terima oleh Reno kepada dua temannya.
"Lo ceritain apa ke dia?"
Jikra maupun Tommy saling pandang dan memberi aba-aba untuk kabur, setelah keduanya menghilang barulah Reno kembali menatap lurus kepada Jesi.
"Maaf ya temen-temen gue, emang suka nggak jelas gitu, lo mau pulang?"
Jesi mengangguk pelan.
"Mau gue anter?"
"Nggak usah, aku di jemput abang."
"Oh, abang lo mana?"
Jesi menoleh keluar sekolah, memang abangnya, January belum juga terlihat kedatangannya. "Nah itu."
Rahang Reno mengeras, ia menahan emosi dengan sangat susah payah melihat siapa yang baru saja di katakan Jesi sebagai abangnya.
"Oh, oke."
Jesi tidak tahu apa arti perubahan ekspresi Reno tadi, ia juga tidak peduli, sekarang waktunya pulang.
***
New story colab with FujiAsiyyah ceritanya bakal nyambung sama cerita Jesi sama Reno, ayo ayo ayo fast +library
KAMU SEDANG MEMBACA
HIJAB GIRL IS MY FAV (End)
Teen Fiction"Bunda, dia cantik, definisi Aisyah istri nabi." "Kapan-kapan abang bawa kesini ya?" Reno mengangguk semangat, lampu hijau dari bunda adalah sebuah semangatnya. Namun, Reno kembali teringat akan January, abangnya Jesi, sudah sangat lama Reno tidak b...