11. Gue makin cinta sama lo

38 5 0
                                    

Tadi pagi-pagi setelah shalat subuh, Jesi mendengar kabar dari Dila jika Reno masuk rumah sakit. Ia jadi gelisah dan cepat-cepat mengganti baju, karena hari ini hari minggu jadi Jesi tidak akan ke sekolah terlebih dahulu.

Jesi berlarian keluar kamar membuat January yang baru pulang dari masjid memandangnya heran.

"Abang, Jesi pergi dulu ya."

"Kemana dek?"

"Reno bang, temen sekelas Jesi masuk rumah sakit."

"Kok kamu yang panik?"

Jesi terdiam, "karena dia sahabat Jesi, Bang."

"Pake apa?"

"Jalan aja."

"RS apa?"

"RS Mawar Indah."

January melotot, "jauh itu dek, biar abang anter. Nggak ada cerita pergi jalan."

Jesi mengerucutkan bibirnya, "iya deh, cepetan abang."

January mengangguk lalu pergi dari hadapan Jesi ke kamarnya. Setelah mengganti baju, January segera mengeluarkan motornya dan membawa adiknya ke rumah sakit yang dituju.

"Jesi gelisah, Jesi suka sama temennya?"

"Hah?" Jesi melirik abangnya dengan kesal, "nggak lah bang, dia sahabat Jesi masak Jesi nggak gelisah."

"Sahabatan palingan baru seumur jagung, paniknya kayak kehilangan keluarga." Cemooh January namun hanya dibawa lalu oleh Jesi. Mereka berdua berjalan hingga sampai di kamar yang diberi tahu.

Tommy dan Jikra langsung saling pandang dan saling kode, mereka mendekati Jesi dan January lalu menyalami tangan January.

"Kalian—" January menyipitkan matanya mencoba mengingat. Namun Jikra dan January langsung menggeleng.

"Iya, kami temen deket Jesi di sekolah bang."

January menggeleng, "rasanya kita pernah ketemu."

"Dalam mimpi mungkin bang." Ujar Jikra asal-asalan.

"Jik, jangan ngaco. Gimana sama Reno?"

Tommy dan Jikra tambah kikuk, mereka mencari cara agar January tidak melihat Reno. Kejadian di kafe waktu itu pasti tidak akan pernah terlupakan bagi January.

"Hallo, iya, baik, saya kesana sekarang."

"Dek, abang ke kantor dulu ya."

Jesi mengangguk lalu menyalim tangan January yang diikuti oleh Jikra dan Tommy. Jikra dan Tommy bernapas lega sebab kepergian January adalah sesuatu yang membantu saat ini.

"Jikra? Tommy? Jadi si bos kalian kenapa?"

Jikra dan Tommy saling pandang lagi, keduanya mendengus, "jadi, Si bos tuh gabisa kalau nggak sarapan, kemarin dia nggak sarapan, magh nya kambuh tapi ditahan mulu, ampe masuk rumah sakit gini." Tommy yang menjelaskan.

Keduanya melihat wajah Jesi yang kusut, ternyata gadis itu bisa juga sedih, padahal aslinya Jesi itu periang.

Tommy dan Jikra mengajak Jesi untuk masuk ke ruangan Reno, disana Reno tersenyum melihat kehadiran Jesi.

Jesi menyalimi tangan Erika dan Bimo yang sedang duduk di sofa ruangan Reno. "Jesi, khawatir sama Reno?"

Jesi jadi salah tingkah ditaanya begitu oleh Erika, ia menggeleng, namun cepat-cepat mengangguk, bingung harus bagaimana berekspresi. "Reno kan sahabat Jesi, bunda." Alibi gadis itu.

Ponsel Bimo berbunyi, ia segera keluar dari ruangan Reno untuk mengangkat panggilan itu, sedangkan Jesi langsung mendekati Reno.

"Jesi pikir, cowok bandel kayak Reno nggak bisa sakit."

HIJAB GIRL IS MY FAV (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang