4. Mungkin nggak serumit ini

38 59 0
                                    

"Abang pulanggg!!"

"Bundaaaa??"

"Aiiiiiii??"

"Orang pada kemana ya?"

Reno tak ambil pusing, cowok itu naik saja ke lantai dua untuk ke kamarnya, ia menukar baju lalu kembali ke lantai dasar.

Kebiasaan anak laki-laki, pulang sekolah bukannya stay di rumah malah memilih pergi lagi keluar, tujuannya bertemu teman padahal di sekolah telah bertemu, apakah tidak bosan melihat wajah teman yang itu-itu saja?

"Abang."

Reno berbalik, "Ai, tadi abang panggil kenapa nggak nyaut?"

Aisyah menguap, "bangun tidur bang, udah jam berapa sih?" Ujar gadis itu melirik arloji di pergelangan tangannya. "Astagfirullah, jam tiga, Isyah belum shalat zuhur, mana sebentar lagi masuk les lagi." Panik sendiri.

Reno hanya terkekeh melihat adiknya yang berlarian ke kamarnya, dan Reno juga lupa menanyakan dimana bundanya berada kepada Aisyah.

Reno mengambil kunci mobilnya, untuk sementara waktu ia memilih menggunakan mobil daripada motor, mobil ini milik Erika, kebetulan Erika jarang menggunakannya jadilah Reno yang menggunakan.

Reno membawa mobilnya melintasi jalanan kota yang padat, ia ada janji dengan Jikra dan Tommy untuk nongki di sebuah kafe tempat gebetan Jikra belerja.

Sesampainya disana, Reno memarkirkan mobilnya lalu masuk ke dalam kafe, cowok itu langsung saja ke lantai dua meja nomor 21, itu adalah meja khusus mereka bertiga.

"Jikra mana, Tom?"

"Biasa bos." Jawab Tommy sambil memonyongkan bibirnya ke arah bartender, tampak Jikra disana sedang berusaha mendekati barista cantik bernama Aruna itu.

Reno duduk di bangkunya, "ngebet banget dia ke itu cewek, kayak yang iye aje." Kekeh Reno melihat Jikra yang lagi dan lagi diacuhkan oleh barista cantik itu.

"Bos? Itu bukannya si abang ketua FSI ya?"

Reno tak menggubris, lagian dia juga tidak peduli. Reno malah mengeluarkan ponselnya untuk melihat timeline hari ini.

"Sama Laura lagi, tuh cowok kenapa? Kesambet dimana?"

Mendengar nama Laura, barulah Reno menjadi kepo, cowok itu langsung melihat ke arah pandang Tommy, di luar kafe melalui jendela tampak si dingin Ardi dengan Hafis dan Bowo, mereka mengekori tiga cewek yang membawa cukup banyak belanjaan, Laura, Vio dan Mega.

Siapa yang tak mengenal Laura and the genk di sekolahan, gadis populer itu pernah mengejar-ngejar Reno saat Reno baru masuk Gradisa diajaran baru kelas 10 waktu itu, hanya untuk popularitas. Sekarang ia dengan Ardi? Si Alim itu, sudah pasti mencari popularitas lagi.

"Nggak habis pikir gue."

"Hah bos? Kok lo ngomong gitu?"

Reno menggeleng, "nggak, gue tadi kebanyakan ngayal kayaknya." Lalu cowok itu kembali menatap ponselnya.

Tiba-tiba seorang cowok melewati mereka, saat melihat wajah Reno ia berhenti. Reno cukup terkejut karena pertemuannya dengan cowok ini tak sedikitpun direncanakan.

"Saya rasa-rasa kenal sama kamu." Ujar cowok itu.

Reno mengetatkan rahangnya, entah kenapa kejadian di bulan September itu tak pernah bisa hilang dari ingatannya. "Salah orang kali." Jawabnya sedikit cuek.

HIJAB GIRL IS MY FAV (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang