17. Tidur nyenyak

31 4 0
                                    

Yang nggak vote tangannya bisulann

Suci pov
Dulu itu, tante ketemu Bimo di kafe tempat tante kerja. Dia kelihatan stress banget, minum alkohol sampai mabuk. Awalnya tante hanya memperhatikannya, ia pelanggan baru bukan langganan jadi tante nggak akrab banget sama dia.

Tapi, dia pingsan di lantai dansa, semua orang kaget dan bawa dia ke salah satu kamar yang tersedia. Jangan heran, Kafe tante juga sebuah club, jadi ada lantai dansa dan alkohol.

Tante nungguin dia sampai sadar, setelah dia sadar dia ngelihat tante lalu senyum, dia bilang makasih terus pergi gitu aja.

Besoknya dia datang lagi, tante yang ngelayanin, tante bilang, "kamu nggak boleh minum alkohol lagi."

Dia natap tante tajam sambil bilang, "apa urusan anda!"

"Kalau kamu pingsan lagi saya yang repot."

Setelah itu dia kekeuh buat minum, tapi nggak sebanyak hari sebelumnya sampai dia teller dan cerita soal keluarganya, katanya dia lagi berantem sama istrinya, tante yang setia dengerin dia terus.

Udah tiga tahun kami kenal, dia selalu manjain tante, dia selalu janji bakalan cerai sama istrinya dan akan nikahin tante, tapi semua itu tante batalkan

***

"Kenapa? Apa tante capek jadi orang ketiga dalam hubungan ayah bunda Reno?"

Kasar emang, tapi Suci membalasnya dengan senyum, "sayang, tante ngelakuin ini semua bukan semata-mata buat kesenangan tante, Bimo itu capek sama istrinya."

"Tante nggak seharusnya jadi orang ketiga dalam hubungan mereka, Om Bimo itu punya anak, dan anak-anaknya masih butuh dia dan kelengkapan keluarga, cukup Jesi yang nggak bisa ngerasain kasih sayang orang tua, mereka jangan."

"Kenapa kamu terlalu membela mereka?" Tanya Suci lebih menantang.

"Mereka terlalu baik sama Jesi, bahkan waktu Jesi tahu ayah Reno selingkuh, Jesi pengen marah banget, sekarang gini, tante dapetin Om Reno suatu saat Om Reno juga bakalan nyelingkuhin tante, tapi kalau tante berusaha bikin mereka baikan dan bisa nyembuhin sakit selingkuhnya, Allah bakalan ngasih tante yang lebih dari dia."

Suci terdiam, ia melihat Jesi yang mengeluarkan air mata namun gadis itu tetap berusaha menghapusnya, "tante, Jesi emang nggak seharusnya marah sama tante, tapi Jesi kecewa, Jesi nggak mau keluarga Jesi jahat, tante nggak mikirin gimana sakitnya hati bunda Erika? Atau perasaan marah Reno sama Ai?"

"Tante kenapa diam? Terus sekarang kenapa tante nggak kabur ke rumah apartemen tante aja? Kenapa ke rumah Jesi?"

"Sebelum kamu bilang, tante udah tahu kalau tante salah, tante kesini pun juga mau menghilang dari Bimo."

"Kenapa? Bukannya rencana tante belom selesai?"

Sebenarnya Suci sakit hati mendengar penuturan keponakannya itu, tapi bagaimana lagi, semuanya harus ia jelaskan, ia tak mau dibenci oleh keponakannya.

"Dulu tante memang pengen banget jadi istri Bimo, tante masuk dalam jeratan dia, bukan tante yang ganggu dia tapi dia yang bikin tante cinta sama dia. Sekarang, tante sadar, semua gabakalan indah, Bimo sangat mencintai istrinya, dia sangat sayang sama anak-anaknya, tante tahu itu, dan tante... nggak mau ngehancurin mereka."

"Tante harus selesein masalah tante sama Om Bimo, tante harus ngobrol baik-baik sama dia, dan bicara sama bunda Erika."

Suci diam, tampak menimang.

"Jesi bakalan support tante terus, asal itu dalam kebaikan, tante harus bisa."

Suci tersenyum lalu keduanya saling berpelukan.

HIJAB GIRL IS MY FAV (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang