15. Kejutan lagi

27 7 0
                                    

YANG NGGAK VOTE TANGANNYA KADALAN, PANU, KUDIS, DAN KURAP!
Wkwkwkwkkwkwkw kacau

"Reno, Jesi mau—"

Belum selesai Jesi berbicara, Reno pergi meninggalkannya, Reno tidak mau melihat wajah Jesi, cowok itu membawa tas nya dan keluar dari kelas tanpa mau tahu dengan orang.

"Woi Ren! Tunggu woi." Jikra mengikuti cowok itu hingga hilang dari pandangan Jesi.

Jesi memandang Dila, Eja, Nia dan Tommy dengan wajah sedih, gadis itu duduk di bangkunya sembari menekuk kepalanya. Sangat menyedihkan, bahkan keempat temannya bingung harus apa.

"Jes?"

Jesi mendongak, ia menatap lurus orang yang memanggilnya, ia mendengus lalu menampakkan wajah sedihnya lagi, "apa kak?"

"Mana?"

"Apa?"

"Peta organisasi."

Jesi mebelalak, gadis itu memukul jidatnya sendiri. "Aduh, gimana nih? Jesi lupa kak, aduh maaf ya kak, gimana ya kak?"

"Hih, nggak usah!"

"Kak Ardi, Jesi bikin nanti deh."

"Muka kamu udah kayak orang stress, biar Monic aja yang bikin."

Ardi keluar dari kelas Jesi membuat wajah-wajah di kelas Jesi mempelongo, namun baru Ardi keluar Laura yang datang dengan nafas ngos-ngosan.

"Ardi mana?" Tanyanya kepada entah siapa namun matanya menatap Jesi, Jesi menggeleng.

"Tadi ke—"

"Oh kesana? Makasih yaa."

Belum Jesi mengangguk, Laura telah pergi dari kelas Jesi. Jesi kembali teringat Reno, gadis itu menekuk kepalanya di atas tangan yang terlipat di atas meja.

Semalaman ia menangis, matanya sekarang membengkak, hidungnya memerah, bahkan ingusnya tak henti mengalir hingga pagi ini. Nia, Eja dan Dila yang melihat ikut merasa khawatir, ketiganya mendekati Jesi.

"Jes?"

"Hm."

"Kenapa lo jadi lemah gini sih?" Tanya Dila, Dila telah menceritakan semua yang terjadi tadi malam kepada Eja dan Nia, bahkan kedua temannya itu ikut merasakan kesedihan itu, ketiganya menyuport Jesi melalui grup whatsapp namun tak satupun yang Jesi balas.

"Jesi nggak tahu kalau Tante Suci itu tantenya Jesi, Jesi nggak tahu, beneran." Lagi Jesi mengeluarkan air matanya, gadis itu terisak lagi.

Nia, Dila, Eja dan Tommy menjadi gelisah, bagaimana jika guru datang? Bagaimana jika ada yang melihat ini?

Dila mendekati Jesi, "kita ke UKS ya, Jes?"

Jesi mengangguk saja, ia mengikuti empat temannya itu ke UKS, sesampainya di UKS Jesi kembali menangis terisak, ia melepaskan semuanya disana sedangkan Dila, Nia, Eja dan Tommy menunggu isak tangis itu hilang. Tidak ingin memeluk Jesi, karena ia yakin Jesi merasa sesak, jika mereka peluk, Jesi malah terpaksa untuk berhenti menangis.

"Sebenernya, apa hubungan tante lo sama Reno?" Tanya Eja.

Jesi tidak mau menjawabnya, ini adalah aib keluarga Reno, ia tahu betul jika ia mengatakan ini maka Reno yang akan malu.

Jesi memilih untuk tidak menjawab, ia tetap saja menangis. Bel tanda pelajaran berbunyi, Jesi melirik empat temannya. "Kalian masuk aja dulu, Jesi bolos aja pelajaran hari ini. Jesi nggak mau pelajaran temen di kelas malah nggak fokus cuma karena Jesi."

"Yaudah, ntar gue yang ngijinin lo, gue bilang lo sakit di UKS." Ujar Eja yang diangguki Dila dan Nia.

Mereka pergi dari UKS kecuali Tommy, Tommy masih duduk di kasur UKS sebelah Jesi, ia menutup mata meyakinkan diri untuk angkat bicara.

HIJAB GIRL IS MY FAV (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang