Reno menutup matanya perlahan, di depannya sekarang berdiri seorang pria dewasa dan tidak tahu kehadirannya, Reno melihat satu orang lagi di sebelah pria itu, Reno benar-benar merasa sedih, sampai kapan ia harus berpura-pura seolah tidak tahu semuanya?
"Ayah? Baru pulang?"
Pria berjas itu berbalik mendengar suara anak laki-lakinya, ia tersenyum dan mengangguk sambil berjalan ke arah Reno, memeluk Reno dengan sangat erat. "Gimana sekolahnya?"
Reno sedikit menjauh untuk melepaskan pelukan ayahnya, ia tersenyum mengembang, "tanya bunda aja yah, ya nggak bun?" Tanya Reno seolah menggonda Bundanya.
Bimo, ayah Reno mengacak pucuk kepala istrinya membut hati Reno menjadi jengah, ia tetap tersenyum lebar meski hatinya memberontak. "Reno ke kamar dulu ya Bun, Yah?"
"Iya sayang, jangan lupa shalat Ren." Sorak ibunda.
Reno hanya diam, perlahan senyuman yang mengembang itu berubah menjadi wajah datar, terlalu banyak berdrama ternyata merusak suasana hati.
Reno menghempas pintu kamarnya, ia menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang, memukul apapun yang berada di dekatnya. Jika ini bukan untuk sang ibunda tercinta, ia tidak akan mau bersikap sok baik di depan pria brengsek itu.
Ting
Reno mengeluarkan ponsel dari dalam kantong celananya.
Jikra's Calling
"Hallo Jik?"
"Bos? Dimana?"
"Di rumah lah bego, lo kira di diskotik?"
"Kita di depan."
Reno langsung berdiri, berlari ke balkon kamar untuk melihat kedua sahabatnya, dengan ponsel yang masih tersampir di telinga Reno berteriak.
"Cepetan masuk!!"
Keduanya mengangguk dan berlari ke rumah Reno, tidak perlu menunggu lama mereka telah masuk ke dalam kamar Reno dan jangan lupakan Tommy yang selalu membawa keripik yang berada di lantai satu ke kamar sang sahabat.
"Kapan bokap lo pulang, Ren?"
Reno tidak menghiraukan, pikirannya masih kacau, bahkan ia kini berbaring dengan tatapan kosong. Jikra menyikut Tommy yang tengah asyik mengunyah keripik, Tommy juga melirik ke arah Reno dan menggeleng seolah mengatakan kepada Jikra jika ia tak tahu tentang Reno kali ini.
"Dia bikin ulah lagi, Ren?"
Reno menggeleng, "nggak, tapi semakin dia bikin nyokap bahagia, semakin benci gue sama dia, gue nggak tahu gimana terpukulmya nyokap kalau tahu semuanya, jalan terbaik ya gue pura-pura nggak tahu biar nyokap nggak sedih."
Jikra berdiri lalu duduk di sebelah Reno, "Ren, masalah itu bulan diacuhkan, dihadapi, lo kayak gini sama aja nyiksa diri lo sendiri."
"Gue harus apa Jik?"
"Gue tahu." Ujar Tommy tiba-tiba membuat perhatian Jikra dan Reno terpusat kepadanya.
"Apa?" Tanya mereka serentak.
"..."
"Ide bagus."
"Hah? Nggak nggak, jangan ngelibatin dia, gue nggak mau." Protes Reno.
"Mau nggak mau, kita bakal mau in." Jawab Jikra nggak jelas dan langsung bertos ria dengan Tommy.
***
Pulang sekolah hari ini adalah pulang sekolah paling mengesalkan bagi Jesi, ia dengan terpaksa berbohong kepada January soal kesibukannya kali ini, ini semua karena cowok yang kini duduk di sebelahnya yang sedang mengemudi mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIJAB GIRL IS MY FAV (End)
Roman pour Adolescents"Bunda, dia cantik, definisi Aisyah istri nabi." "Kapan-kapan abang bawa kesini ya?" Reno mengangguk semangat, lampu hijau dari bunda adalah sebuah semangatnya. Namun, Reno kembali teringat akan January, abangnya Jesi, sudah sangat lama Reno tidak b...