8. Misi ke dua

1K 101 2
                                    

Spesial sambutan double update untuk new readers.
Udah disambut, tapi kok masih diem" bae? Ramein kek kolom vote dan kolom komentarnya. Biar Author tahu, kalian suka apa enggak sama ceritanya?

Selamat membaca,💙💙💙

°°°°

Ketiga cowok itu kembali merebahkan tubuhnya di gudang sekolah yang memang mereka rapikan untuk basecamp. Pelajaran sejarah di jam pertama memang membuat siapapun bosan mendengarkan ocehan guru di depan, tak terkecuali Arsen dan kedua temannya. Asap rokok pun memenuhi ruangan.

Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga sebuah geritan pintu menyadarkan lamunan ketiganya. Seorang gadis berparas cantik masuk dan mendekati Arsen. Membuat cowok itu bangkit dari tidurnya, ia terkejut dengan kehadiran kekasihnya.

"Arsen, kenapa kamu nekat? Pipi kamu lebam karena berantem sama cowok itu?" Ya, dia adalah Clara. Pertengkaran Riko dan Arsen sudah menjadi trending topik siswa di sekolahnya. Dari sisi lain, ada orang yang sengaja memotret perkelahian mereka dan menyebarkan foto itu. Untunglah, masalah ini tidak sampai masuk BP.

"Gue cuma nepatin janji ke lo!"

"Ya tap-"

"Apa lo lebih suka dilecehin cowok itu daripada gue berantem sama dia?" Diam, Clara tidak berani menjawab jika Arsen sudah meninggikan suaranya. Sebenarnya, ia hanya mencoba perhatian pada pacarnya, namun Arsen seperti tidak melihat sisi itu. Gadis itu tak sengaja melirik sebatang rokok yang Arsen letakkan di atas bungkusnya. Ia langsung mengambilnya kasar, meremat rokok itu, dan bungkus rokok yang masih berisi beberapa batang.

Tentu hal itu membuat Arsen marah. Ia tidak suka diatur ataupun dihakimi oleh siapa pun yang ia anggap tidak penting. Termasuk Clara. Cowok itu menampilkan wajah murkanya.

Plak!!!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri Clara, membuat kedua teman Arsen tidak tega. Tapi, apa boleh buat mereka memang sudah paham dengan perilaku Arsen. "Udah berapa kali gue bilang, gue nggak suka di bantah ataupun di perintah! Lo cuma pacar gue, bukan istri gue!"

Jleb

Terasa sakit di hati Clara, ketika mendengar kalimat menyakitkan dari Arsen. Ia hanya ingin yang terbaik untuk seseorang yang disayang, namun cowok itu sama sekali tidak mau mengerti. Apakah akan selamanya, kisah cintanya berjalan seperti ini? Saling memiliki tanpa rasa menghargai.

°°°°

Silla mengusap keringat di dahinya. Jam olah raga belum juga usai, sementara semua teman sekelasnya sudah menampakkan wajah kelaparannya. Pak Budi memerintahkan mereka lari jarak jauh untuk penilaian ulangan hariannya.

"Guys, jangan lupa sebentar lagi istirahat! Brian mau traktir kita di kantin." ucap Silla mengingatkan mereka di sela-sela larinya.

"Habis makan apa doi, sampai mau traktir kita?" Tentu itu menjadi tanda tanya besar dari kedua sahabatnya, utamanya Dinda yang sedikit tidak percaya.

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang