30. Sopir Pribadi

722 56 3
                                    

9,7k viewers dan +75 vote untuk 2x part di hari kamis.

°°°°

Sebuah mobil terhenti di halaman sekolah, menurunkan seorang gadis cantik berkulit putih dengan jepit pita yang mempermanis tampilannya. Kemudian ia menoleh sang sopir ikut turun dari mobil itu.

"Lah, kenapa ikut turun?" tanya Rin heran, sekaligus was-was. Takut jika banyak orang melihat ia datang ke sekolah bersama seorang cowok selain Arsen dan pak Adit.

"Hehe, sekali-kali gue pengen keliling sekolahan pacar sendiri, boleh 'kan? tukas cowok yang tak lain adalah Devan. Ya, cowok itulah yang mengantar gadisnya. Menurunkan gadis itu di tengah halaman sekolah. Sungguh memalukan. Untung saja sekolah belum terlalu ramai.

Biasanya, pak Adit hanya akan mengantarnya sampai depan gerbang sekolah. Namun karena ini Devan, sahabat Rin yang suka berbuat seenaknya, apa boleh buat?

"Lagian kamu mah, pakai dianter sampai tengah-tengah halaman gini, kan malu." Gadis itu berkecak pinggang, akibat ulah si pacar yang terlalu berlebihan.

"Emang kenapa sih, kan biar semua orang di sini tahu kalau lo udah jadi milik cogannya Cempaka dua," angkuhnya menyombongkan diri.

"Ih apaan sih. Takutnya mereka ngira kamu sopir baru Rin. Kan nggak lucu," Rin mulai berjalan, hendak menuju kelas. Tidak peduli dengan Devan yang masih mengintilinya.

"Bener 'kan? Sopir pribadi!" teriaknya lalu mengejar sang pacar agar dapat menyamai langkahnya.

°°°°

Hari masih terlalu pagi, namun tidak berarti anak SMK Nusa Cempaka satu belum sebagian hadir. Ada beberapa orang siswa rajin yang turut hadir, ada juga siswa yang bertugas piket tengah menyapu taman kelasnya.

Rin dan Devan melalui mereka, melewati koridor yang lumayan panjang dengan candaan absurd mereka yang sedari tadi menjadi topik pembicaraan.

"Eh lihat deh, itu kan cewek perebut. Udah punya cowok baru lagi dia!" tukas salah satu siswa perempuan yang mampu terdengar di telinga Rin.

"Bener juga, ngrampas pacar siapa lagi tuh!"

"Kayaknya itu anak Cempaka Dua deh,"

"Beneran? Murahan banget dia!"

"Dasar cewek pecokor!"

"Dasar gak tahu malu!"

Diam. Itulah yang Rin lakukan. Ia tetap berjalan, diikuti Devan yang mulai risih mendengar sahabat sekaligus pacarnya menjadi bahan perbincangan.

Tidak tahan mendengar hinaan itu, Devan menahan tangan sang pacar, memintanya untuk berhenti. Khawatir terjadi sesuatu, Rin menyusul sang pacar yang sudah menghampiri para siswi itu.

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang