38. dua langkah

1K 64 13
                                    

Penting!!!

Inisial akun kandidat pemenang Give Away sementara:

1. A........
2. L..........
3. A...........

Ini hanya sementara, ya! Jadi kalian bisa nikung ketiga kandidat di atas.^ _^

Pemenang cuma satu, dan ingat, tetap patuhi S&K selagi belum ada pengumuman. Dua novel gratis menanti kalian di sini!!!

°°°°

Sore kembali tiba. Seperti biasa, awan hitam menjadi penghias ufuk barat di kota metropolitan ini. Deretan kendaraan berhenti di jalan, bak mengantri sembakau.

Suara klakson berbunyi sana-sini, tanda ketidak sabaran para pengendara terhadap kemacetan. Terbiasa dengan kondisi jalanan, gadis yang duduk di jog mobil itu sibuk dengan ponselnya. Fokus pada bacaan online di aplikasi wattpad. Wajar saja, seorang kutu buku akan merasa nyaman dalam membaca, tanpa sadar tempat. Ya, seperti itulah Rin Aquila.

Namun kali ini, pikirannya tengah bercabang. Bahkan, ia tak dapat sepenuhnya menikmati cerita fiksinya. Gadis itu menghentikan aktifitas membacanya. Lalu, ditataplah kaca mobil di depan. Ia mengamati betapa fokusnya pak Adit dalam menyetir. Pria sebaya itu seolah tidak memikirkan sesuatu. Jelas terlihat ekspresinya yang begitu tenang, hingga seorang cenayang Rin Aquila pun tak dapat membacanya.

"Pak Adit," panggil gadis itu, berusaha mengungkap rasa penasaran dalam otaknya.

"Iya non, gimana?" Masih dalam keadaan fokus, pak Adit menanyakan dengan ekspresi ramah. Jujur, Rin sama sekali tidak bisa membaca isi pikiran sang sopir.

"Pak Adit tau sesuatu tentang masa lalu Papa?" Tetap dalam reaksi tenang, tidak ada hal yang mencurigakan dari sopir mendiang sang Papa. Namun, Rin tetap penasaran dan merasa ada yang disembunyikan.

"Tau apa ya non?"

"Ya, mungkin tentang hubungan kak Arsen sama Papa?" tanya Rin memancing pak Adit.

"Oh, hubungan mereka baik non. Tapi den Arsen marah setelah tahu Tuan Gilang meninggalkan Nyonya Lidia."

"Terus-terus, apa Papa jahat sama Mama Lidia?" Rin dibuat semakin penasaran.

"Mengenai itu, saya nggak berani ikut campur non. Apalagi saya hanya sopir, non."

"Yakin, pak Adit nggak tahu?"

"Memang saya tidak tahu apa-apa, non. Apalagi dulu saya jarang menginap di rumah nyonya Lidia."

"Oh, oke. Tapi, kalau pak Adit ingat sesuatu tolong kasih tahu Rin, ya! Rin sangat perlu."

"Iya non,"

Percakapan terhenti begitu saja. Bertanya pada sang sopir tidak membuat pikirannya tenang. Lama tidak mendapat kiriman pesan dari si Misterius, akhir-akhir ini kerab membuat Rin bingung untuk melakukan misi selanjutnya. Ya, gadis itu terlalu bergantung semenjak si Misterius memberinya misi.

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang