18. Persaingan

775 67 0
                                    

Selamat Hari Raya Idul Fitri (1441 H) bagi yang menjalankan.✊✊✊

Minal Aidin Wal Faidzin,
Semua kesalahan Syafira baik yang disengaja ataupun tidak, mohon maaf lahir dan batin.

Semoga negara kita segera mendapat kemenangan dan kemerdekaan dari Virus COVID-19.

Dan semoga kita dipertemukan di bulan ramadhan tahun depan. Aamiin.

Selamat membaca,
Maaf telat update karena gak ada kuota.

°°°°

Seperti biasa, malam ini geng Regan tengah menghabiskan malamnya di basecamp. Beberapa batang rokok, alat pematik, dan beberapa camilan tersedia di salah satu meja ruangan itu.

Entah kenapa Arsen lebih memilih menyendiri, duduk di sudut ruangan. Mungkin pikirannya sedang kacau, di otaknya terngiang-ngiang sebuah kalimat yang ia dengar pagi tadi.

Sesekali ia menggelengkan kepalanya, berusaha membuyarkan apa yang memenuhi pikirannya. Teman-temannya hanya melihat heran, dan saling lempar pandangan. Tidak seperti biasa ketua gengnya berekspresi seperti itu.

"Sen, udah kayak perjaka yang lagi galau aja lo," umat Brian yang sebenarnya ingin tahu apa yang terjadi di diri Arsen.

"Hep pan napa, Sen. Nih," Angga melemparkan sebungkus rokok, lengkap dengan alat pematiknya. Arsen menerima lalu menyalakan sebatang rokok untuknya. Malam ini cuaca dingin, namun tubuh Arsen terasa panas. Mungkin karena ia terlalu pusing memikirkan kejadian pagi tadi, perdebatan bersama Rin Aquila.

Ia berusaha mengalihkan pikirannya, melihat teman-temannya yang sedang bercanda. Menertawakan hal yang tidak lucu baginya. Dihisaplah rokok yang terselip di sela jarinya, lalu ia hembuskan asapnya pelan.

"Ternyata enak ya kalau udah punya cewek, jadi kalau malam punya kegiatan buat chatingan atau vidcall-an," tukas Brian usai memainkan ponselnya.

"Heleh, kalau duit lo tipis juga palingan bakal ditinggal," celetuk Riva membuat teman lainnya tertawa. Brian yang merasa dihina berusaha mencari pembelaan.

"Enak aja, nyokap gue kan masih ada hubungan darah raja Salman,"

"Bodo amat dah, tong!" cercah Angga, dan teman lainnya tertawa melihat Brian yang terpojokkan.

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang