15. Temu

796 83 3
                                    

+100 vote & +100 komen buat double update di hari selasa.

Oh iya, nama kalian siapa? Kenalan yuk!!!

Jangan lupa cek Give Away setelah part ini. Baca yang rinci dan sampai selesai, ya!

Selamat membaca,💙💙

°°°°

Sebagian dari mereka duduk di kursi panjang, ada juga yang duduk di tumpukan kardus atau ban bekas. Malam ini sepertinya cukup aman untuk kumpul di basecamp.

Brian melepas jaket kulit yang sama dengan teman se-gengnya. Udara malam ini cukup segar. Ventilasi ruang itu menukar asap rokok menjadi hawa dingin. Ia melempar jaketnya asal hingga mengenai Angga.

"Woy banci kaleng, lo kira gue ini kranjang cucian kotor?" kesal Angga tidak terima.

"Bukan sih, tapi masih satu marga," jawab Brian santai, membuat teman-temannya tertawa melihat perdebatan mereka.

"Dasar pantat kutu! Gue nggak terima, pokoknya minta pertanggung jawaban dari lo!" Angga merengek pada Brian seolah-olah temannya itu membuat kesalahan yang besar.

"Lah lo kira gue ngehamilin lo? Sori gue masih tertarik sama dada busung," Brian menatap lawan bicara dengan perasaan jijik, temannya ini sudah tidak waras.

Arsen terkekeh geli melihat percakapan mereka, sembari mengepulkan asap rokok yang masih setengah batang.

"Pokoknya traktir kita ke cafe, lo harus tanggung jawab! Setuju?" rengek Angga dan meminta persetujuan.

"Setuju!" Semua berseru, setuju dengan usulan Angga.

"Yeh, dasar lo upil lalat. Ngomong aja minta traktiran, pake ngedrama kek tante girang aja lo,"

"Eh ngomong-ngomong lo belum jelasin yang kemarin, Sen. Kenapa lo larang kita ke basecamp?" lanjut Brian penasaran, diikuti pertanyaan lain dan tatapan kepo dari teman-temannya.

"Geng Angkasa nyerang tempat kita," jawab Arsen jujur.

"Gila lo, lo mau bikin geng kita kelihatan pengecut?"

"Geng Devan itu nyewa banyak orang, kita nggak mungkin bisa lawan mereka tanpa persiapan. Aturan kalian tuh terimakasih sama gue, beruntung lo pada nggak masuk rumah sakit," jelas Arsen.

"Kok lo bisa tahu, Sen?" tanya Gava penasaran.

"Halah paling juga dari Rin, harusnya kita terimakasih sama cewek itu, bukan ke Arsen," cibir Angga yang melesat keluar.

"Pokoknya gue ingetin, ikuti intruksi gue kalau mau aman. Kita bakal nyusun strategi buat hancurin mereka!" Anggota geng itu mengangguk setuju, kali ini apa yang bisa mereka lakukan? Mereka cukup takut dengan Arsen, dan Rin semakin menguasai ketua gengnya.

Dasar musuh dalam selimut!

"Udah ngomongnya? Cepetan abang, ajak Anggi ke KUA," Siapa lagi yang berulah jika bukan Angga? Ia menengkreng manja di jok motor Brian. Menjijikkan!

ENIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang