06

2.2K 351 42
                                    

Selamat membaca. Koreksi yaw kalo ada typo
Enjoy...

*****

Pulang sekolah Yeji langsung ke kelas Jeno. Mengabaikan teriakan Shuhua yang menyuruhnya piket. Bagi Yeji yang terpenting sekarang adalah Jeno. Gadis itu harus tahu kenapa alasan Jeno mukul Soobin tadi.

Belum sempat Yeji sampai dikelas Jeno, ia melihat laki-laki itu keluar kelas. Yeji mendekati Jeno, tapi bukanya berhenti Jeno malah melewati Yeji begitu saja. Tak mendengarkan teriakan Yeji yang memangil namanya.

"Jeno" Panggil Yeji sambil mengejar Jeno

Sampai diparkiran Jeno masih mengabaikan Yeji. Dengan geram Yeji mengambil kunci motor yang akan Jeno gunakan. Membuat laki-laki itu menatap Yeji tajam.

"Kembaliin."

"Gak! Sebelum kamu jelasin sama aku,"

"Balikin!" desis jeno

"Please jen, aku gak tahu salah aku apa."

"Gausah sok bego,"

"Sumpah jen ak-"

"Jeno jadi kan?"

Keduanya sontak menoleh, mendapati Siyeon yang berdiri agak jauh. Yeji menatap Jeno tak percaya, gak mungkin kan mereka main terang-terangan.

Yeji tersentak saat Jeno merampas kasar kunci motornya. Lalu tersenyum kepada Siyeon.

"Jadi ayo," katanya sambil memakai helm

Siyeon tersenyum lalu mendekati Jeno. Kemudian tersenyum kepada Yeji.

"Pinjem pacar lo sebentar yaa, dia ada janji sama gua" kata Siyeon sambil menekan kata pacar

Yeji menoleh kepada Jeno dan menahan lenganya. "Jen, aku mohon."

"Lepas," kata jeno lalu menoleh kebelakang, "Buruan naik, yeon."

Siyeon menganguk, gadis itu langsung menaiki motor Jeno. Memastikan Siyeon sudah naik Jeno kemudian menghidupkan motornya dan pergi meningalkan Yeji yang menatap nanar mereka.

*****

Sedari tadi Hyunjin mondar-mandir didepan pintu sambil memegang ponselnya. Sudah jam setengah delapan malam tapi kembaranya tak juga pulang. Yang membuat Hyunjin tambah khawatir Yeji tak bisa dihubungi.

Hyunjin denger dari pacarnya-Ryujin kalo tadi Yeji berantem sama Jeno pulang sekolah. Ia sudah menghubungi semua teman Yeji, memastikan adiknya itu bersama mereka atau tidak tapi semuanya mengatakan tidak.

Hyunjin menoleh saat mendengar pintu dibuka. Ia langsung melihat Yeji dalam keadaan kacau. Saat Hyunjin menghampirinya Yeji langsung memeluk Hyunjin erat. Menangis dalam pelukan kembaranya.

"Kenapa hem?" tanya Hyunjin pelan sambil mengelus lembut puncak kepala Yeji

Yeji mengeleng didalam pelukan Hyunjin. Ia tak mungkin mengatakan alasan yang sebenarnya. Yeji tak ingin saudaranya itu bertengkar dengan Jeno.

Yeji melepaskan pelukanya, "gua gapapa, kok"

"Bohong," sahut Hyunjin

Yeji menghela nafas, Hyunjin memang paling tahu dirinya. Dia dan Hyunjin sudah bersama sejak dalam kandungan bukan?

"Mau mandi dulu, kalo udah siap gua baru cerita oke?"

Hyunjin menganguk, ia tak mau memaksa kembaranya bercerita. "oke."

Yeji langsung merebahkan badanya, pikiranya menerawang kejadian tadi sore. Tak sadar air matanya menetes lagi namun segera Yeji hapus. Ia segera melangkah menuju kamar mandi, mungkin sedikit berendam bisa menyegarkan pikiranya.

*****

Selesai mengoleskan make up tipis untuk menutupi kantung matanya Yeji turun untuk sarapan bersama Hyunjin. Jujur semalem Yeji ga bisa tidur karena mikirin Jeno.

"Semalem ga tidur kan lo?"

Yeji menganguk tanpa menatap Hyunjin.

"Sampe kapan? Sampe kapan lo bakal pura-pura tentang hubungan Jeno sama Siyeon"

Kepala Yeji otomatis mendongak. Jadi selama ini kembaranya itu tahu?

"Apa sih jin"

Hyunjin berjalan kearah Yeji dan memegang bahunya.

"Apa perlu gua yang bilang ke Jeno?"

Yeji mengeleng, "Gak usah, nanti gua sendiri aja yang ngomong."

"Oke. Tapi kalau dia udah kebangetan gua gabisa tinggal diem."

Yeji bangkit lalu memeluk hyunjin
"Makasih udah selalu belain gua"

"Heem"

"Mau berangkat bareng?" Yeji menganguk.

Mereka berdua emang jarang berangkat bareng. Entah Yeji yang dijemput Jeno atau Hyunjin yang harus menjemput Ryujin.

Entah kebetulan atau bagaimana sampai di parkiran mereka bertemu Jeno yang berboncengan dengan Siyeon. Catat berboncengan.

Yeji menahan lengan Hyunjin saat akan menghampiri Jeno.

"Biar gua yang bicara. Lo ke kelas aja."

Tak menghiraukan Hyunjin, Yeji langsung menghampiri Jeno yang hanya menatapnya datar.

"Jen, kita perlu bicara."

*****

Maaf baru bisa update. Mood nulis lagi amburadul. Semoga sukaa.

Aku tahu kalian pasti ngerti cara menghargai ceritaku ini.

-ylrcha

Broken || Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang