Matahari terik menyinari bumi, awan putih membungkus embun, deretan pohon sakura berjajar di pinggir jalan
Dengan bersepeda Nami menikmati suasana pagi yang asri ini.
Kini sudah lewat 13 tahun, setelah kejadian ia kehilangan ibunya di pasar, tapi kisah lelaki superman tersebut masih terngiang di ingatannya, ada sesuatu yang ia rasakan pada lelaki tersebut, berbeda dari biasanya, itulah yang membuat ia sangat penasaran akan hadirnya si lelaki superman tersebut
Pasalnya setelah Nami menghampiri ibunya dan berniat ingin memperkenalkan teman baru yang sampai saat ini ia tidak tau siapa namanya, ternyata,....Flash back
"Ibu,"panggil Nami seraya memeluk tubuh ibunya hangat
"Dari mana saja kau,Nami?"tanya ibu cemas, segera saja ia memeriksa keadaan putri tunggalnya, takut-takut ada sesuatu yang melukai putrinya
"Aku kehilangan jejakmu, ibu"kadu Nami dengan bola mata yang kini terbendung oleh derasnya air yang sedari tadi ia tahan sendiri
"Kau baik-baik saja bukan?"
Mendengar pertanyaan ibunya Nami pun teringat akan seseorang superman yang telah menolongnya
"Seseorang telah menolongku,ibu"jawab Nami seraya melihat ke arah lelaki tersebut.
Tapi,
"Siapa?,"tanya ibu heran karena arah yang di tuju Nami,Nihil, tidak ada seorang pun disana
"..."Nami terdiam dengan beribu pertanyaan dibenaknya
Tapi yang ia rasa semua ini nyata adanya._
"Nami, kau sudah selesai berkemas,Nak?" tanya ibu berteriak sambil meletakkan satu persatu makanan ke atas meja makan.
"Tunggu ibu,sebentar lagi,"jawabnya kencang
Mendengar jawaban Nami yang nampak masih disibukkan oleh aktifitas nya,ibupun terikut untuk menghampiri putrinya dan melihat apa yang sedang ia kerjakan
"Astaga!!,apa yang kau lakukan dibawah sana, Nami?" Tanya ibu saat mendapati sebagian tubuh putrinya telah masuk ke dalam ruang bawah ranjang tidurnya.
"Hah,ini dia akhirnya kudapatkan,"gumam Nami senang seraya keluar dari tempatnya semula.
Sebuah sarung tangan tergantung dijepitan jari telunjuk dan ibu jarinya, jelas memamerkan bakat pencarian barang yang penting bagi hidupnya.
"Ini,Ibu,"ucapnya seakan memberi tahu
Melihat itu ibu hanya terdiam bahkan wajahnya yang semula tenang berubah seketika.
"Nami, ambil makananmu,"ajak ibu, kemudian pergi meninggalkan Nami sendiri dengan heran-
Diruang makan
Nami menatap ibunya yang sedari tadi berbeda dari biasanya, ia hanya terdiam dan sesekali menjawab sedikit apabila Nami bertanya sesuatu
Dengan berat hati Nami beranikan dirinya untuk bertanya tentang apa yang sedang menguasai fikiran ibunya.
"Ibu, ada apakah denganmu?"tanyanya penuh selidik.
Ibu mengangkat wajahnya menatap putri kesayangannya, tatapan sayang yang tulus itu mungkin tak akan bisa terlupakan walaupun sekejab saja
"Kau sudah dewasa Nami,"akhirnya ibu membuka suara
"..."Nami terdiam, sudah mengerti maksud arah pembicaraan nya saat ini, pasti berhubungan dengan kebiasaan nya menggunakan sarung tangan, bukan yang lain
Ibu terdiam cukup lama
"Ibu tak akan bertanya lagi, lusa kau akan berangkat ke asrama,ibu harap kau bisa menjaga dirimu disana" ucap ibu sambil meletakkan sumpit diatas mangkok kemudian berdiri hendak meninggalkan meja makan.
"Ibu," tahan Nami
Ibu menoleh
"Maafkan aku ibu, aku akan menjawab semuanya sekarang"
Ibu pun kembali duduk di kursi semulanya, mengamati Nami dengan seksama.
"Sebelum aku menjelaskan tentang kebiasaan ku memakai sarung tangan itu, bisakah ibu jelaskan dimana keberadaan Ayah?"pinta Nami yang sangat jelas membuat ibu terkejut bukan main
"Tapi,Nami,"ibu ingin menjawab tapi suaranya tercekat di tenggorokan tak mampu mengeluarkan satu huruf pun, yang ia rasakan adalah pilu
"Ibu, bisakah aku menyentuh tanganmu?"pinta Nami, tanpa menunggu jawaban ibu, Nami langsung saja mengambil tangan ibu kemudian menggenggamnya.
Ibu menangis sejadi-jadinya, mengingat kenangan yang terulang jelas di benaknya
"Ibu, sejak dulu aku selalu menghindari kontak sentuhan tangan seperti ini denganmu,bukan karena kau, tapi karena aku takut mengingat bahwa aku tau kenyataan tentang diriku," Nami menatap wajah ibunya yang bergetar "bahwa aku,...." Nami terdiam sesaat, keadaan ini membuat nya tak mampu membendung air mata yang mengalir deras melewati pipinya yang kemerahan,"bahwa aku,... Bukan lah anak kandungmu,Ibu".
Ibu tersentak, menatap putrinya dengan tatapan tak percaya, bibirnya ternganga ingin berkata atau membela, tapi semua yang dikatakan Nami adalah benar kenyataan nya
Ia sendiri tak menyangka dari mana putrinya tau akan hal itu, bahkan rahasia ini pun telah ia tutupi serapat-rapatnya sehingga gunung yang kokoh pun tak mampu membuka rahasia iniJadi sebenarnya apa yang terjadi pada Nami?
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH
FantasíaSeorang gadis cantik bernama Nami yang mempunyai kebiasaan aneh selalu memakai sarung tangan setiap berpergian, ia hidup bersama ibunya di sebuah desa yang damai, kehidupannya memang tenang dan damai hingga ia bertemu dengan dua orang lelaki tampan...