Awalnya mereka pergi untuk berkemah dan bersenang-senang, sampai salah seorang dari mereka menemukan sebuah kotak permainan yang aneh. Namun, saat itu mereka tidak tau bahwa saat mereka memulai, mereka juga harus menyelesaikannya
Seketika Dina langsung roboh mendengar hal itu. Dani pun segera menahan tubuhnya agar tidak jatuh.
Mata Aelina terlihat berkaca kaca. Ini semua salahku. Itu yang ada benaknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Andri geleng geleng kepala tidak percaya. Hatinya terasa hancur mendengar temannya tewas.
Rio terdiam di tempatnya, tidak percaya akan hal itu begitu juga yang lainnya.
Sementara Dilan meremas jemarinya. Ia langsung menatap Sinta yang sejak tadi tertunduk. "Aku yakin kau tau penyebab semua ini, Sin" Sinta langsung mengangkat kepalanya dengan wajahnya yang tegang.
"Jawab aku, Sinta! " bentak Dilan, membuat semuanya terdiam. Dilan tidak pernah marah sebelumnya. Namun, mendengar temannya tewas, membuatnya kesal.
"Aa.. Aku... Aku... I.. Itu bukan salahku. Sudah tugasnya untuk melindungiku" jawab sinta patah patah.
"Benarkah?. Itu bukan salahmu?. Kalau kau tidak mengaku kalau kau adalah seer, kau tidak akan ketahuan dan Diva tidak akan tewas" bentak Dilan lagi. Hal itu sukses membuat sinta meneteskan air mata.
Melihat kekacawan ini, Jerry pun angkat bicara "Dilan, jaga emosimu. Dia memang salah, tapi Diva... " Jerry berhenti sebentar berusaha menahan pusing di kepalanya. "Diva tau apa yang dilakukannya. Ia sudah melaksanakan tugasnya dengan baik"
"Jerry benar, kita harus menyelesaikan ini dengan kepala dingin" Dani menimpali.
Aelina sudah tak tahan menahan tangisnya. Ia pun berlari meninggalkan teman temannya. Jerry yang melihat hal itu, berusaha mengejar Aelina.
"Lin...!" panggil Jerry. Ia tidak sanggup untuk mengejar Aelina. Untungnya Aelina berhenti.
Saat itu, Aelina menumpahkan air mata yang sudah sejak tadi menggenangi matanya. "Ini salahku, Jer. Kalau saja aku tidak mengambil kotak itu. Kita pasti tidak akan ada disini. Dila juga tidak akan tewas"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jerry pun berjalan mendekati Aelina sambil sesekali memejamkan matanya. "Iya, itu memang salahmu"
Aelina langsung kembali menangis, kali ini lebih deras. " Maafkan aku... Aku.. "