Malam Damai

35 4 0
                                    

"Gak" ujar Rio spontan.

    "Kenapa enggak? " tanya Yuni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa enggak? " tanya Yuni.

"Pokoknya gak boleh"

"Ia. Kenapa gak boleh?. Ini sudah tugasku sebagai Hunter. Aku rela kok asal kalian berhasil. Lagi pula, aku juga merindukan Aelina dan Diana"

"Kalau aku bilang enggak, ya enggak" ketus Rio.

Jerry, Dio dan Dani saling lirik. Sepertinya ada sesuatu disini. Meskipun Rio tidak mengatakannya, jelas sekali terlihat wajah cemas pada pria cuek itu.

Yuni hanya bisa menggerutu dalam hati. Anak ini kenapa sih?

"Kita pikirkan cara lain. Pasti ada cara lain tanpa mengorbankan Hunter" jelas Rio.

"Tapi hanya aku yang bisa melakukan itu, Rio" keluh Yuni.

Rio lagi lagi menggeleng. "Dio juga bisa. Ia Strong Villager"

Mendengar itu, Dio langsung terkesiap. "Aphah?. Hiks hiks, kau kejam sekali Rio. Kau rela mengorbankan aku, sahabatmu. Sementara Yuni, kau tidak mengizinkannya untuk berkorban. Hiks hiks"

Hal itu sukses membuat Jerry dan Dani tertawa.

"Aku serius, Dio" ujar Rio dengan wajah datar. Lantas Dio pun ikut tertawa terbahak bahak.

"Lagian, serius banget sih. Pake segala gak ngijinin Yuni berkorban. Ada apa sih dengan kalian? " tanya Dio.

Wajah Rio dan Yuni seketika memerah. "Tidak ada apa apa" ujar mereka serentak.

"Yakin? " tanya Dio lagi.

"Yakin... " jawab mereka lagi serentak.

Sementara saat mereka bertiga saling ganggu, Dani dan Jerry terlibat percakapan 4 mata.

"Aku gak nyangka kalau kita bisa seakrab ini" ujar Jerry.

Dani tersenyum. "Aku juga. Ternyata menyenangkan juga bisa tertawa seperti ini dengan siswa paling jenius di sekolah"

"Ah, bisakah kau hentikan itu, Dan! "

Dani tertawa. "Sayangnya tidak. Selama ini, aku selalu iri denganmu. Kau disukai banyak orang dan memang jenius karena aku menyaksikannya secara langsung"

Jerry tersenyum. "Kenapa kau harus iri denganku?. Kau juga jenius, Dan. Kau juga punya sahabat terbaik seperti Dilan dan Andri"

Dani terkekeh pelan. "Kau benar. Aku dibutakan oleh iri. Aku bahkan tidak bisa melihat kelebihan diriku sendiri. Terima kasih, kau sudah menyadarkanku, Jer"

Jerry mengangguk. "Sama sama. Aku janji jika kita berhasil keluar dari permainan ini, kita akan berteman dekat"

Dani tersenyum lantas mereka saling tos dengan menyatukan kepalan tangan.

"Hei, apa kami ketinggalan sesuatu? " tanya Dio saat melihat Dani dan Jerry baikan.

"Sepertinya begitu" jawab Dani lantas diangguki oleh Jerry.

"Btw, malam ini kok tenang banget, ya? " tanya Rio.

"Dan... Satu hal lagi. Apa kalian tau peran Aelina?. Bukankah moderator tidak menyebutkannya? " tanya Dani. Yang di susul anggukan dari yang lain.

"Sepertinya, aku bisa menjawab pertanyaan kalian sekaligus" ujar Jerry.

***

Pagi telah tiba. Semalam, Aprentice Seer berhasil menemukan lawannya. Sorcerer berhasil menemukan temannya. Guardian gagal melindungi namun Werewolf, gagal memangsa.

"Ternyata kau benar, Jer. Aelina adalah Deseased" ujar Dio.

"Pantas saja. Werewolf tidak memangsa. Berarti malam tadi, dia tidak bisa memangsa karena dia memangsa Aelina" Yuni menimpali.

Mata Dani langsung tertunduk teringat saat Aelina menolongnya. Jadi, ini rencanamu Aelina. Dan... Pengorbananmu tidak sia sia. Berkat kau, kami memiliki waktu lebih untuk mencari Werewolf.

"Teman teman, dengarkan aku. Pagi ini, kita harus vote Liam. Dia adalah Werewolf" ujar Jerry.

"h.. Hei, enak aja. Aku bukan Werewolf. Jangan asal tuduh! " Liam membela diri.

Jerry tersenyum lantas menatap Liam. "Aku tidak asal tuduh, kok"

"Dari mana kau tau kalau dia adalah Werewolf? " tanya seorang siswi.

"Karena aku adalah Drunkman yang sudah menjadi Aprentice Seer"jelas Jerry.

"Lagi pula, aku juga tau kalau kau lah yang telah membunuh Aelina. Kalau tidak, untuk apa kau memegangi perut kirimu kalau bukan kau masih tidak percaya kalau Aelina menusukmu dengan gunting waktu itu" Dani menimpali.

Semuapun percaya setelah mendengar ucapan kedua jenius itu. Liam pun divote gantung.

Satu orang telah di vote gantung dan dia adalah Werewolf.

Semua bersorak bergembira. Hanya tinggal menemukan 1 werewolf lagi dngn 1 orang Sorcerer dan Traitor.
Anehnya, saat semuanya senang, hanya Andri yang terlihat biasa saja. Malahan seperti ada raut khawatir di wajahnya. Dan Jerry melihat hal itu.

Malam telah tiba. Aprentice Seer, Sorcerer, Guardian, dan Werewolf, lakukan tugas kalian. Witch, putuskan apa kau akan menggunakan kekuatanmu atau tidak.

***

"Entah kenapa, aku merasa kasian dengan moderator itu" celetuk Dio.

"Kenapa kau harus kasihan padanya?. Kitalaha yang harus kau kasihani" ketus Rio.

"Bukan begitu, moderator itu selalu menanyakan Witch, sementara Witch, tidak pernah memperdulikannya"

Dani dan yang lainnya pun tertawa mendengar ucapan Dio. Disaat tegang begini, dia selalu bisa membuat suasana menjadi lebih relaks.

"Btw, siapa yang akan kau cek malam ini? " tanya Dani.

"Hei, Dani. Itu pertanyaanku" celetuk Dio. Yang sukses mendapat tinju di bahu oleh Yuni.

Dio hanya memonyongkan bibirnya pada Yuni. "Dasar wanita jutek. Lama lama kau bisa cocok dengan Rio. Sama sama suka menghajarku"

"Aku akan mengecek Andri" ujar Jerry.

Seketika muncul kartu di depan Jerry.

The Hunt (Werewolf) - REVISI (FINISH) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang