Kejanggalan

36 4 0
                                    

"Hei, Jerry. Kau harus jaga mulut temanmu itu! " ujar siswa itu.

Saat itu, beberapa orang siswa mengernyit melihat tingkah laku sang terduga Werewolf itu

"Kenapa kau yang kesal?. Mereka sedang mengatakan hal tentang Werewolf. Kenapa kau marah? " tanya seorang siswi yang sukses membuat wajahnya pucat.

"Tapi dia memang benar, Rio dan Yuni mulutnya sudah kelewatan" ujar Jerry.

"Aku gak ngerasa salah kok. Apa salahku? " ucap Rio, memasang wajah tanpa dosa.

 Apa salahku? " ucap Rio, memasang wajah tanpa dosa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya salahlah" jawab siswa itu spontan.

"Kenapa malah kau yang nyolot sih? " tanya siswa lainnya. Mereka mulai curiga. Lagi lagi ia terdiam.

Yes, akhirnya ia terpancing. "Tapi dia benar. Kita tidak boleh menganggap Werewolf lemah kan?. Itu maksudmu kan? " Jerry sengaja bertanya pada siswa itu. Dan siswa iti menjawab ia dengan antusias.

"Kita juga tidak bisa mengatakannya bodoh, karena merekalah yang lebih pintar dari kita. Benar kan? " tanya Jerry lagi.

"Benar" jawab siswa itu lagi.

"Werewolf itu kuat. Malah sebenarnya, kitalah yang lemah. Benar kan? "

"benar"

Pertanyaan terus berlanjut dan mendapat jawaban oleh siswa itu dengan jawaban ia. Hingga tiba ke pertanyaan inti.

"Dalam permainan ini, Werewolf lah yang berkuasa. Dan dia akan menang. Benarkan? "

"Benar sekali"

"Dan dari semua itu membuktikan kalau yang menjawab pertanyaanku berulang ulang adalah Werewolf kan? "
"Benar"

Boom. Akhirnya terungkap.

"Emm... Maksudku bukan begitu. Ini jebakan" ia membela diri.

"Ternyata dia Werewolfnya, ayo kita gantung dia! " ujar siswa yang lainnya.

Ia pun dibawa ke tiang bendera. Seketika tali pun muncul di depannya.

Tidak lama kemudian.

Satu orang telah divote gantung. Dan dia adalah Werewolf. Sekali lagi, mereka berhasil memusnahkan Werewolf.

***

Hari telah malam. Aprentice Seer, Sorcerer, Guardian dan Werewolf, silahkan lakukan tugas kalian. Witch, putuskan apakah kau akan menggunakan kekuatanmu atau tidak.

Malam ini, sang Traitor telah bangkit untuk membalaskan teman temannya. Para Villager, berhati hatilah.

"Siapa yang akan kau cek, Jer? " tanya Dani.

"Sepertinya kau menggantikan Dio untuk bertanya itu, Dan" celetuk Rio.

"Tinggal 2 orang lagi yang belum di cek. Dina dan Nino. Siapa kira kira yang mau kalian cek? "

"Menurutku, kau cek Nino. Jika Nino werewolf, kita bisa langsung mendapatkannya" jawab Yuni.

Dani tiba tiba teringat sesuatu. "Tunggu, kau bilang hanya tinggal 2 orang lagi. Berarti salah satu dari mereka sudah pasti Werewolf dan...."

"Sorcerer. Kau benar, Dan" jawab Jerry.

"Baiklah, aku akan mengecek Nino" ujar Jerry. Seketika muncul kartu di depannya. Setelah ia membalik kartu itu, ia langsung mengernyit.

"Ada apa, Jer?" tanya Rio.

    Jerry menggeleng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jerry menggeleng. "Aku tidak mengerti. Apa maksud dari semua ini? "

Dani mengambil kartu itu. "Villager?. Bagaimana mungkin? "

"Nino adalah Villager?. Bukankah mereka berdua seharusnya bad side? " Yuni ikut bertanya.

Jerry menggeleng. "Pasti kita melewatkan sesuatu"

***

Di sisi lain.

"Sepertinya kita akan bersembunyi disini aja, Ndri" ujarnya lantas menoleh ke belakang.

"Loh?. Ndri?" matanya sibuk menatap sekitar. "Andri.....! " kemana sih tu anak. Apa dia lupa masih ada satu Werewolf lagi

***

"Btw, sepertinya kita harus mencari tempat sembunyi yang lain. Pintu ini sudah hancur" Rio memberi usul. Mereka pun segera menelusuri sekolah dalam kegelapan malam tanpa suara.

"Ruang komputer. Sepertinya masih bagus" tunjuk Yuni. Merekapun segera mendekat kesana.

"Pintunya terkunci" Ujar Dani. Sambil terus berusaha membuka pintu.

"Bagaimana ini?. Kita bisa ketahuan jika terus disini"

Tidak lama kemudian, pintu terbuka. Dan sebatang kabel listrik teracung di depan mereka. Dani sampai membelalak melihatnya karena posisinya paling dekat dengan pintu.

"Loh, Dan? "

"Dilan?" Dani lantas memeluk sahabatnya itu. "Kau baik baik saja kan? "

"Mm... Sebaiknya kita masuk dulu sebelum ketahuan Werewolf, bisakan? " ujar Yuni dengan senyum yang dipaksakan.

"Oh, ya. Masuklah. Aku lupa" ujar Dilan. Rio lantas mengunci pintu dan menahannya dengan meja.

"Kau sendirian?" tanya Jerry.

"Tidak. Aku selalu bersama Andri. Tapi gak tau, sepertinya aku terpisah dengannya saat hendak kesini" jelas Dilan.

"Kau tidak curiga padanya, Dil? " tanya Jerry.

The Hunt (Werewolf) - REVISI (FINISH) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang