Hari telah pagi.
Seketika setelah mendengar kalimat itu, werewolf langsung kabur dari hadapan mereka.
Yuni langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai. Walaupun ia jago bela diri, tetap saja akan berbeda rasanya jika melawan manusia.
Rio juga sudah bangkit dengan sedikit terpincang lantas berjalan ke arah Jerry, Dio dan Yuni.
Sementara Jerry, masih terdiam melihat mayat Dio.
Aprentice Seer berhasil menemukan temannya begitu juga dengan Sorcerer. Guardian berhasil melindungi orang yang tepat.
"Jadi... Kau benar Aprentice Seer, Jer" tanya Rio. Yang hanya dibalas anggukan lemah oleh Jerry."Aku adalah Guardian. Mulai sekarang, aku akan melindungimu" jawab Rio sambil sesekali meringis. Sepertinya tubuhnya masih sakit.
Dan Werewolf telah gagal memangsa.
Wajah Jerry langsung berkerut mendengar hal itu. Mereka bertiga langsung melihat ke arah Dio. Benar saja, luka Dio perlahan menutup.
"Ohok ohok" ia terbatuk lantas membuka matanya dan menatap sekeliling. " Eh... Apa yang terjadi?. Kenapa kalian melihatku begitu? "
"Dio..... " habis sudah, Dio langsung dipeluk oleh mereka.
"Tapi... Bagaimana mungkin? " tanya Yuni.
"Ya.. Begitulah"Dio menyombongkan dirinya. "Aku memang kuat dari asalnya, ditambah peranku memang tepat. Aku adalah Strong Villager"
Dio dan Jerry saling pandang. "Terima kasih, Dio"
Dio tersenyum. "Tidak perlu berterima kasih padaku, kawan. Ngomong ngomong... "Dio celingukan kesana kemari. "Dimana Werewolfnya dan bagaimana kalian bisa disini? "
"Werewolfnya sudah pergi karena ini sudah pagi. Kami disini untuk mencari Aprentice Seer dan untungnya kami sampai tepat waktu" jelas Rio.
"Kau Guardian? " tanya Dio.
Rio mengangguk. "Tepatnya... Dopleganger yang menjadi Guardian karena aku menunjuk Diva waktu itu"
"Wah, aku iri padamu. Guardian itu sungguh peran yang kuidam idamkan" celetuk Dio
"Kalau begitu, 5 orang telah diketahui dari sisi good side" ujar Jerry
" Siapa saja? " tanya Dio.
"Aku, Aprentice Seer. Rio, Guardian. Kau, Strong Villager. Dilan,Prince. Dan satu lagi teman kelas kita, dia adalah Villager biasa" Jelas.
"Benar, dengan 5 orang Villager yang sudah tewas. Diana, Lover. Dila, Guardian. Sinta, Seer. 1 orang Villager dan 1 King.
"Dan 6 orang Good side yang masih hidup. Aku adalah Hunter" ujar Yuni.
"Bagus sekali, Yuni itu cocok untukmu" celetuk Dio yang sukses dijitak oleh Yuni.
"Hanya saja....bagaimana cara kita menemukan Werewolf, sementara kau tidak menemukannya, Jer? " tanya Yuni.
Seketika Dio langsung tersenyum. "Kalau soal itu, serahkan padaku! "
***
Semua berkumpul di halaman untuk berdiskusi.
"Apa yang terjadi?. Kenapa Werewolf bisa gagal memangsa? "tanya siswa A.
"Kau mau tau jawabannya?" tanya Dio yang tiba tiba muncul dari belakang Rio. Dia memang sengaja bersembunyi sejak awal.
Seketika wajah siswa itu langsung pucat karena melihat Dio. "Karena kau gagal memangsaku" jawab Dio.
Lantas Dio pun berjalan mendekatinya. Dio sengaja meletakkan tangan kanannya di bahu siswa itu.
"Ada apa kawan?. Kau tidak perlu terkejut begitu"
"Ak... Aku tidak terkejut. D... Dan asal kau tau saja, Aku bukan Werewolf, tidak ada bukti" jawab Siswa itu gugup.
Kali ini Dio tertawa lantas berjalan ke tengah tengah mereka semua. "Semuanya, dengarkan aku!. Dia... " tangan Dio teracung ke arah siswa itu.
"Dia adalah Werewolf yang sudah hampir membunuhku sebanyak 2 kali"Wajah siswa itu semakin pucat.
"Kenapa?. Kau terkejut? " tanya Dio pada siswa itu.
"Enak saja kau menuduhku. Kau tidak punya bukti" siswa itu membela diri.
Kali ini Dio menyengir. "Bukti?.... Hah, sepertinya aku memang harus menunjukannya padamu"
"Kau jangan asal tuduh, Dio. Mana buktinya jika ia memang Werewolf? " tanya siswa lainnya.
Ia lantas berjalan ke arah Dilan dan memintanya melepaskan kalungnya. Dilan awalnya bingung, namun ia menurutinya.
"Ini, aku sudah melihat nya 2 kali. Saat aku di UKS dengan Jerry dan saat kami di ruang olahraga. Awalnya, ia gagal menyerangku, meski sebenarnya aku melihat kalung ini. Namun, aku tidak yakin waktu itu"
"Tapi... Yang kedua, aku benar benar yakin dan melihatnya sendiri saat bertarung dengannya. Ini adalah kalung yang digunakan pemain basket sekolah kita, aku tau karena Dilan adalah temanku. Dan... Ada nama mereka disini. Dilan... "
"Dan... Yang ada padaku... Hanya patahannya saja. Yang bertuliskan ...do" Dio lantas menatap Edo, siswa tadi.
"Kau juga pemain basket kan, Do?. Bisa aku melihat kalungmu?" tanya Dio.
Aelina dan temannya yang lain tersenyum bangga pada Dio. Kali ini, ia benar benar jenius.
Namun, Edo tidak bergerak. Wajahnya pucat. Tanpa pikir panjang, teman di sebelahnya menarik paksa kalung Edo. Benar saja, hanya ada huruf E disana.
Mereka berhasil. Edo adalah Werewolf. Ia pun langsung divote gantung.
Edo telah tewas, Dia adalah Werewolf.
Semuanya tersenyum bangga pada Dio. Hanya tinggal 2 Werewolf lagi dengan seorang Traitor dan Seorang Sorcerer.
Hari sudah malam. Aprentice Seer, Guardian, Werewolf, lakukan tugas kalian. Dan Witch, putuskan apa kau akan menggunakan kekuatanmu atau tidak
"Jerry, bisa aku minta tolong padamu? " Tanya Aelina
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hunt (Werewolf) - REVISI (FINISH)
ActionAwalnya mereka pergi untuk berkemah dan bersenang-senang, sampai salah seorang dari mereka menemukan sebuah kotak permainan yang aneh. Namun, saat itu mereka tidak tau bahwa saat mereka memulai, mereka juga harus menyelesaikannya