❈ Lelaki Itu, Bernama..

939 145 16
                                    


Seorang laki-laki melangkah masuk ke studio milik sahabat sekaligus kakak senior yang dia hormati. Di dindingnya terpajang berjajar beberapa lukisan yang pernah diikutkan dan menang dalam kompetisi seni lukis nasional, hingga dia mendapatkan tawaran untuk membuka pameran lukisan pribadinya

Sebagian besar lukisannya tentang alam dan model abstrak. beberapa adalah lukisan sekelompok manusia dan anak-anak. hanya ada dua yang berbeda, satu lukisan menggambarkan dua anak kecil sedang bergandeng tangan dan satu lagi adalah lukisan seorang wanita

"Hey bro" sapanya pada lelaki lain yang terlihat fokus dengan kanvas dan catnya

Lelaki itu memakai kaos hitam dan celana cargo abu-abu selutut. Fashion ternyamannya dalam menjalani rutinitasnya sebagai artist. Rambutnya sedikit berantakan karena tidak sempat mengurus diri selama seharian. toh, habis ini dia akan pulang ke apartemennya dan membersihkan diri

Dia menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari cipratan cat yang berbahaya untuk kulit semacam cat akrilik, selain itu dia juga sangat memperhatikan kebersihan diriㅡmeski sering tidak mandi seharian, dia adalah tipikal lelaki yang selalu menjaga kebersihan wajah dan badannyaㅡdan tempatnya.

"Rupanya kau masih sibuk dengan lukisanmu" katanya si lelaki pertama lagi sambil berjalan mendekat dan ikut mengamati hasil lukisan lelaki itu dari belakang punggungnya

"Jangan ganggu aku, Jeon" balas si lelaki pelukis itu tanpa melihat si pengganggu

Tanpa menilik wajahnya, lelaki itu tau jelas siapa yang datang. Dia hanyalah seorang Jeon Jungkook, lelaki paling berisik dan punya hobi mengganggu pekerjaannyaㅡ

"Hei bro, kau mau ambil job baru?" tanya Jungkook

ㅡyah terkadang Jungkook juga membantu dia mendapatkan pekerjaan, walaupun tidak jarang pekerjaan yang ditawarkan Jungkook bukanlah pekerjaan yang dia sukai

"Apakah ini sama dengan pekerjaan yang kau tawarkan sebelumnya? Bukankah aku sudah bilang padamu? Aku sama sekali tidak punya minat melukis wanita telanjang" jawab lelaki itu dengan ekspresi jijik

Respon itu diterima Jungkook dengan kesal. Lagipula tawaran itu bukan darinya, dia hanya menyampaikan permintaan client pada lelaki itu. Jangan sampai membuatnya seperti agen penjual jasa para wanita penghibur, heol

"Ini bukan semacam ituㅡdan bro! Kenapa kau kolot sekali tidak mau melukis wanita? Meskipun dia tanpa busana pun tetap saja seni akan bernilai seni. Apakah otak hyung sedangkal itu untuk membedakan mana seni mana pornografi?" cecar Jungkook tidak terima

Lelaki itu menggeleng santai, "Maaf saja kalau aku kolot. Tapi aku tidak akan melukis wanita telanjang"

Jungkook menarik senyum miringnya, "Kau bicara seolah kau hanya melukis wanita dengan busana lengkap. Nyatanya kau saja tidak pernah melukis wanita selain dia"

Lelaki itu meletakkan pallete dan kuas lukisnya di meja kecil di samping kanvasnya, dia mundur selangkah untuk melihat hasil sementara lukisannya

"Itu kau tau" katanya sambil memperhatikan detil lukisannya. cukup baik. tapi dia merasa ada yang kurang.

Jungkook menggelengkan kepala dan memeganginya bersikap seakan kepalanya mau pecah hanya karena bercekcok dengan lelaki itu

"Aku lelah kalau berdebat denganmu. Kau dan kepalamu yang seperti batu itu" katanya sirat akan kekesalan

Lelaki itu tidak membalas ungkapan kekesalan Jungkook. Lukisannya jauh lebih menarik untuk dipandangi daripada wajah menjengkelkan Jungkook.

"Hyung, kau benar-benar tidak mau melanjutkan karirmu di dunia per-tato-an?"

Senjakala ; minhyun ❦ dahyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang