ternyata lama juga nambah votenya :v maunya tadi up pas udah 1k vote, tapi karena kelamaan malah udah ilang moodnya.Okay, lets reading
Hope you enjoy it, fams
Untuk orang seperti Minhyun, Dahyun paham bahwa lelaki itu mengerti betul maksud ungkapannya. Minhyun sadar kalau Dahyun menyukainya dia tanpa harus keluar kata 'suka' dari bibir tipisnya.
Itulah sebabnya kini Dahyun berbaring sendirian tanpa seorang pun menemaninya.
Minhyun jelas-jelas menghindarinya.
Lelaki itu menarik diri dari jangkauan Dahyun.
Sudah dua hari Minhyun tidak menjenguknya. Alhasil Dahyun hanya bisa duduk sendirian di kamar inap menatap para perawat yang keluar-masuk ruangan untuk mengecek keadaannya.
Namun jika ditanya apakah Dahyun menyesal mengatakan hal semacam itu tempo hari? Dia akan menjawab 'tidak' dengan tegas.
Dia tidak menyesal mengatakan bahwa dia berharap Minhyun menjadi keluarganya, jadi bagian dari hidupnya. Justru mungkin Dahyun akan menyesal jika tidak segera mengatakannya pada Minhyun.
Hanya saja Dahyun kecewa dengan respon yang diberikan Minhyun. Seharusnya dia tahu diri kalau Minhyun akan menolaknya. Tetapi hati kecilnya tidak semudah itu dikendalikan oleh nalarnya.
❐ ❐ ❐
Karena bosan di kamar sendirian, Dahyun putuskan untuk berjalan-jalan di sekitar bangsalnya. Dia menengok ke ruangan Minho yang masih dirawat. Runitinitas yang diam-diam Dahyun lakukan selama dua hari itu.
Dia sadar bahwa dialah penyebab lelaki itu melompat dari atap gedung apartemen. Dia punya andil tanggung jawab atas Minho.
Keadaan Minho belum sepenuhnya pulih, mamanya belum sanggup memulangkannya. Sebuah keajaiban bahwa Minho hanya patah tulang punggung ringan karena tim penolong datang sesegera mungkin menangkap jatuhnya, hanya saja emosi Minho sampai sekarang belum bisa stabil. Para dokter merekomendasikan Minho untuk dipindahkan ke rumah sakit spesial gangguan jiwa atau menjalani rawat jalan dengan psikolog.
"Ma, Dimana Dahyun?"
Dalam rentang dua hari itu, entah sudah keberapa kalinya Dahyun mendengar Minho mengajukan pertanyaan itu pada mamanya.
"Dahyun mana!?"
Minho tampak marah. Emosinya meluap-luap memandang mamanya. Wanita paruh baya itu hanya menghela nafas dan membuang pandangannya.
"KENAPA DIA TIDAK DATANG?!" teriak Minho menyentak. Lalu dia mengerang seakan tengah kesakitan sambil memegang kuat dadanya.
Sembari mendengar segala teriak dan rintihan penuh luka itu, Dahyun menyandarkan tubuhnya di tembok luar ruangan Minho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senjakala ; minhyun ❦ dahyun ✓
Short StoryTentang dua insan yang terhenti di perbatasan waktu. Antara terang yang telah redup dan malam yang tak sudi hadir. Dahyun hanyalah gadis yang suka mengiris-iris kulitnya. dia suka sensasi sakit yang menjalari tubuhnya. dia suka melihat saat cairan k...