❆ Kencan Pertama

602 125 44
                                    

"Tapi kalau kau memang ingin perasaanku hilang, aku bisa melakukannya dengan satu syarat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tapi kalau kau memang ingin perasaanku hilang, aku bisa melakukannya dengan satu syarat...

....temani aku kencan seharian."

Minhyun menatap Dahyun dengan berat hati. Ia tau betapa sulitnya melepaskan perasaan terhadap orang lain, dan kini karenanya seseorang seperti Dahyun harus melakukannya.

"Baiklah," jawab Minhyun.

Memang seharusnya perasaan mereka tidak pernah ada. Untuk kebaikan semuanya.

Dahyun mengerti sedikit kegelisahan Minhyun.

"Tidak perlu takut, hanya satu hari saja. Setelah itu aku akan melepaskan perasaanku," katanya lagi meyakinkan.

Minhyun mengangguk paham, "Iya."

Bukan. Dia bukannya ragu akan keputusan Dahyun untuk menghapus perasaannya.

Justru dialah yang paling ragu terhadap perasaannya sendiri.



❐ ❐ ❐


Satu hari yang diminta Dahyun telah tiba. Siang itu Minhyun berdiri di depan kamar tetangga lantai atasnya.

Dia mengetuk pintu apartemen Dahyun hingga pemiliknya keluar dengan coat oversize membungkus badan mungilnya.

"Kau ingin pergi kemana?" tanya Minhyun.

"Karena aku yang mengajakmu kencan maka terserah aku ingin kemana," Dahyun tampak berpikir sejenak.

"Pertama, kita akan ke galerimu," putusnya di luar ekspekasi Minhyun.

"Galeriku? Kenapa?" tanya Minhyun dengan wajah bingung.

Pikiran mengenai kencan, Minhyun kira Dahyun akan mengajaknya ke tempat yang menyenangkan dan menyegarkan seperti taman hiburan atau mungkin tempat hiburan lain seperti bioskop atau jalan-jalan ke tempat romantis.

Sama seperti yang selama ini ia lakukan bersama Jisoo. Selalu saja menghabiskan waktu mereka dengan kesenangan.

"Apa tidak boleh?" tanya Dahyun menyadari kerutan di dahi Minhyun sejak dia mengatakan mau datang ke galerinya.

Dahyun juga tidak bisa melakukan apa-apa, semua yang ada di otak Minhyun, bukanlah dirinya. Sejak awal dia tidak cocok dengan sesuatu yang menyenangkan. Taman hiburan dan dia adalah dua hal yang berkebalikan.

"Boleh saja. Tapi bukankah itu agak aneh?" tanya Minhyun jujur.

Dahyun menggeleng dan tersenyum tipis, "Tidak. Sama sekali tidak aneh. Aku ingin melihatmu melukis."

Dahyun mengulurkan tangan dan membuka telapak tangannya lebar.

"Tanganmu..." katanya pada Minhyun.

Senjakala ; minhyun ❦ dahyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang