"Eung.."Dahyun mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum benar-benar membuka matanya. Pemandangan yang asing. Dia tahu kalau tempat yang ia tempati saat ini bukanlah kamar apartemennya.
"Kau sudah bangun rupanya."
Dahyun menatap lelaki yang barusan berbicara dengan pandangan terjelaskan.
"Ini.. tempatmu?"
Dahyun beranjak posisi duduk di atas sofa tempat dia berbaring sebelumnya. Dia menatap bergantian pada Minhyun dan kamar apartemen miliknya. Dahyun kira kamar seorang pelukis seperti Minhyun akan dipenuhi oleh lukisan atau seni artistik semacamnya, namun yang ia dapati adalah kamar sederhana bergaya vintage kuno.
"Iya, maaf aku harus membawamu kesini. Tadi saat aku mau membawamu ke kamarmu, kelihatannya kau sudah hilang kesadaran," jelas Minhyun tentang kronologi bagaimana bisa Dahyun sampai di kamarnya.
Bagaimana pun Minhyun tahu bahwa tidak sopan memasukkan wanita ke dalam kamar lelaki, apalagi yang baru dikenalnya beberapa hari.
Kalau saja tadi Dahyun masih sedikit sadar, dia akan membawanya ke kamar wanita itu. Tapi nyatanya tidak mungkin dia lakukan karena pintunya terkunci dan Dahyun terlalu mabuk untuk menyebutkan passwordnya.
"Tenang saja, aku tidak melakukan apapun padamu."
Seolah Minhyun tau dengan apa yang sedang ada di pikiran Dahyun. Padahal Dahyun pun tidak akan mempermasalahkan jika lelaki melakukan sesuatu terhadapnya.
"Kalau kau sudah sadar, mari aku antar kau naik ke tempatmu," Minhyun beranjak menghampiri Dahyun.
grep
Dahyun menahan tangan Minhyun yang hendak membangunkannya.
Minhyun menatap Dahyun dengan raut bingung. Dia pikir terjadi sesuatu dengan Dahyun, misalnya tiba-tiba wanita itu pusing lagi.
"Bisakah kau membiarkanku tinggal disini sebentar?" pinta Dahyun.
"Apa kau masih tidak enak badan?" tanya Minhyun.
Dia menggenggam cekalan tangan Dahyun yang tadinya menahan lengannya, "Tinggallah disini sebentar. Kau bisa kembali besok pagi kalau kau mau."
Dahyun mengangguk penuh kepatuhan.
"Apa kau mau dibuatkan sesuatu?" tanya Minhyun lagi ke tamunya itu.
"Seadanya yang kau punya," jawab Dahyun.
Lalu ia menambahkan dengan senyum tipis, "Susu coklat kalau kau punya."
Secara penuh kesadaran, barusan dia mengeluarkan sebersit emosinya pada lelaki itu.
❐ ❐ ❐
"Kenapa kau tidak bertanya tentang bekas luka di lenganku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senjakala ; minhyun ❦ dahyun ✓
Historia CortaTentang dua insan yang terhenti di perbatasan waktu. Antara terang yang telah redup dan malam yang tak sudi hadir. Dahyun hanyalah gadis yang suka mengiris-iris kulitnya. dia suka sensasi sakit yang menjalari tubuhnya. dia suka melihat saat cairan k...