Hargai penulis dengan memencet bintang di pojok kiri ><
*****
Alka bersenandung kecil sembari menata rambutnya yang acak-acakan. Di samping tempatnya berdiri, motor hitam kesayangan Alka menjadi senderan cowok itu.
Dia memperhatikan rumah di depannya, cewek yang ia tunggu belum kunjung keluar. Rumah sederhana namun tampak mewah itu adalah tempat sang pujaan hati pulang. Dimana cewek yang ia sukai tinggal. Dan sekarang Alka sedang menunggu Rifshania atau biasa dipanggil Sani itu untuk berangkat bersama ke sekolah.
Hal ini biasa Alka lakukan, menjemput Sani sudah menjadi rutinitas yang harus dia lakukan. Walau kadang cewek itu menolak, Alka yang memiliki sifat keras kepala mampu membuat Perempuan yang mempunyai kepribadian dingin dan jutek itu mau.
Kadang Alka merasa tertantang dengan sikap Sani yang seperti itu. Gadis pintar nan manis itu harus menjadi miliknya. Milik Alkasa.
Cewek yang ia tunggu akhirnya keluar, tampak Alka lihat Sani sempat menghela napas dan memutar bola mata melihat dirinya.
"Gue berangkat bareng Zion, lo duluan aja."
Sial! Selalu begitu, Alka merasa dia kecolongan entah yang keberapa kali. Zion, kakak kelasnya itu memang sering pergi dan pulang bareng bersama Sani. Dia mudah sekali untuk bersama Sani, sedangkan Alka, susahnya nauzubillah.
Kedekatan Sani dan Zion sudah tercium oleh Alka sejak lama, memang tidak tampak begitu akrab, tapi itu semua berhasil membuat Alka iri sekaligus cemburu. Tanpa Alka sadari, perasaan benci kepada Zion muncul secara perlahan. Alka hanya berpikir, cowok mana yang enggak brengsek kalau sudah mempunyai pacar tapi masih deketin cewek lain!
Terutama yang Zion deketin itu Sani! Gebetannya!
"Dia udah punya pacar San, dia pasti mau jemput pacarnya."
Alka sedikit mengajak Sani bermusyawarah, Sani kembali menarik napas dan menunjukan wajah dinginnya.
Senyum Alka kembali terbit ketika Sani berjalan ke arahnya dan mau menaiki motor miliknya.
"Jangan lambat, bentar lagi mau masuk."
"Okelah, siap bosku!"
*****
"San, hari ini lo ada kerjaan gak?"
Mata Alka membidik ke arah samping tubuhnya, dimana ada Sani yang dengan tenang berjalan lurus kedepan beriringan dengan langkah kakinya.
Beberapa saat lalu, mereka baru saja sampai di sekolah SMA Pelita, tidak memperdulikan tatapan para siswa kepada mereka berdua, Sani yang risih langsung nyelonong pergi meninggalkan Alka sendirian di kawasan parkir.
Anak-anak SMA ini memang tidak suka dengan kedekatan Alka dan Sani, mereka berpikir Sani itu cewek gak tau diri dan sok jual mahal karna Alka yang selama ini nembak selalu di tolak. Separuh dari mereka ada yang bilang begitu, tapi sebagian ada yang tidak berpikiran sempit. Malah ada yang mendukung bahwa tindakan Sani itu benar telah menolak Alka, katanya gak cocok kalau si peraih prestasi bersanding dengan si bodoh tukang buat onar kayak Alka.
Komentar para orang tidak Sani dan Alka hiraukan, biarlah orang mau bilang apa. Kalau udah cinta, mau bagaimana lagi?
Sedangkan Sani, dia acuh tak acuh dengan sekeliling.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlkaSa
Teen Fiction[On Going] ________________ Dikejar-kejar oleh seseorang ternyata tidak semenyenangkan itu. Sani terlalu lelah untuk menolak dan berkata kalau dia itu tidak suka dengannya, percuma, Alka tidak akan dengar. Maka dia memilih jalan tengah, yaitu dengan...