Koreksi kalau ada typo.
*****
Bunyi motor bersaut-sautan, angin malam berhembus tenang. Suara orang bercengkrama ada di mana-mana. Lapangan kali ini penuh dengan cahaya.
Beberapa motor menerobos kerumbunan masa, membuat yang lain memekik terkejut. Seenak jidat mereka tersenyum miring, lalu memarkirkan motornya asal-asalan.
Alka berdecih, memperhatikan mereka yang perlahan turun dari motor.
"Apa? Jiwa berandalan lo emang udah melekat dari dulu ya?"
Kalin, acuh, dingin, dan tidak menghiraukan hujatan dari Alka. Dia tampaknya lagi ada masalah, malah dia menyugar rambut agar kembali acak-acakan.
"Problem? Gentar?" Alka berinisiatif bertanya, teman-teman Kalin sudah pergi menyebar.
"Bukan, ini masalah.. Ferdinan."
Alka mengernyit. "Kenapa lagi dia?"
Kalin mengukir garis bibir. Memandang resah Alka "dia keluar. Minta keluar dari geng. Gue gak tau alasannya apa. Tapi disini gue kecewa, setelah gue udah maafin karna dia gak dateng pas pertandingan dan berhasil bikin wajah semua anggota geng kita malu. Seenak hati minta maaf dan pergi, apaan itu? Dasar pengecut!"
Alka mengerti. Dia melipat tangan lalu bersandar pada motor di belakangnya. "Kalian berantem?" Alka menatap wajah Kalin yang kali ini penuh dengan memar. Alka pastikan, ada perkelahian yang terjadi antara Ferdi dan Kalin.
Sebenarnya juga, Alka tidak begitu mengenal sosok Ferdi disini. Yang dia tau dari Kalin, Ferdinan adalah salah satu dari anggota geng mereka. Dan pernah enggak hadir di acara taruhan yang dilayangkan Gentar, ketua geng sebelah. Awalnya Ferdi sendiri yang menawarkan diri, tapi malah dia yang mengingkari. Dan sekarang, dia ingin keluar.
Jujur, Alka tidak terlalu mengerti Kalin, geng mereka, dan tentang Gentar. Alka hanya membantu Kalin sebagai teman, dengan cara mengajukan diri menggantikan Ferdinan untuk mengikuti taruhan Gentar.
"Satu tonjok aja ke muka. Memar gak bakal berhasil mengurangi kadar kegantengan gue, mungkin tampang dia yang makin jelek," seloroh Kalin sombong.
"Oh ya? Disaat begini, lo sempet-sempetnya memuji diri sendiri."
Kalin kembali mengacuhkan ejekan dari Alka "dan lebih penting, Ferdi yang udah gue anggap temen terdekat gue, nyatanya nikung sahabat sendiri. Lo tau, Samika?"
"Mika kan nama panggilannya?"
"Iya, gue tau dari anggota, ternyata Ferdi ada hubungan khusus sama gebetan Deri. Satu lagi, masalahnya."
Alka mengangkat alis tertarik "Apaan?"
"Mika, cewek yang gue sukai."
Cowok di depannya beraut tanpa salah. Alka berdecak, percintaan Kalin lebih rumit dari yang ia lihat.
"Gue ramal, sebelumnya lo ada niat buat nikung Deri. Ya berarti lo sama aja kayak Ferdi dong oncom!"
Kalin mengangguk, "Mika sih, cantik. Susah buat berpaling dari tu cewek."
"Woy sadar, bukannya bantu Deri lo! Cewek banyak bro."
KAMU SEDANG MEMBACA
AlkaSa
Teen Fiction[On Going] ________________ Dikejar-kejar oleh seseorang ternyata tidak semenyenangkan itu. Sani terlalu lelah untuk menolak dan berkata kalau dia itu tidak suka dengannya, percuma, Alka tidak akan dengar. Maka dia memilih jalan tengah, yaitu dengan...